Jakarta, Portonews.com – Harga minyak mentah dunia dibuka menguat pada pembukaan perdagangan Senin (28/8/2023) melanjutkan kenaikan dua hari lalu.
Harga minyak mentah WTI dibuka melesat 0,40% ke posisi US$80,15 per barel, begitu juga harga minyak mentah brent di buka melonjak 0,46% ke posisi US$84,87 per barel.
Pada perdagangan Jumat (25/8/2023), minyak WTI di tutup menguat 0,99% ke posisi US$79,83 per barel, begitu juga dengan minyak brent terapresiasi 1,34% ke posisi US$84,48 per barel.
Lonjakan harga minyak selama tiga hari beruntun hingga perdagangan pagi ini didorong oleh turunnya jumlah rig minyak di Amerika Serikat (AS).
Perusahaan-perusahaan energi AS pada bulan Agustus mengurangi jumlah anjungan lepas pantai (rig) minyak aktif selama sembilan bulan berturut-turut, sementara gabungan jumlah rig minyak dan gas alam turun untuk bulan keempat berturut-turut, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes dalam laporannya pada hari Jumat.
Selama seminggu hingga 25 Agustus, jumlah rig minyak dan gas, yang merupakan indikator awal produksi di masa depan, berkurang 10 menjadi 632, terendah sejak Februari 2022.
Baker Hughes mengatakan bahwa jumlah total rig turun 133, atau 17%, dibandingkan tahun lalu.
Jumlah rig minyak AS turun delapan menjadi 512 pada minggu ini, terendah sejak Februari 2022, sementara rig gas turun dua menjadi 115, terendah sejak Januari 2022.
Di wilayah Permian di Texas Barat dan New Mexico bagian timur, yang merupakan cekungan minyak serpih terbesar di negara itu, para pengebor memangkas tujuh rig, sehingga jumlah total minyak dan gas turun menjadi 320, terendah sejak Maret 2022, menurut Baker Hughes.
Hal tersebut merupakan penurunan mingguan terbesar pada rig Permian sejak Juni 2020.
Di ladang serpih Haynesville di Arkansas, Louisiana, dan Texas, para pengebor memangkas jumlah rig gas yang beroperasi sebanyak dua menjadi 41, terendah sejak Desember 2020.
Pada bulan Agustus, para pengebor memangkas 32 rig minyak dan gas, yang merupakan penurunan bulanan keempat berturut-turut.
Jumlah rig minyak turun sebanyak 17 rig pada bulan Agustus, penurunan terpanjang sejak November 2019 ketika jumlah tersebut turun selama 12 bulan berturut-turut.
Sementara itu, rig gas turun sebanyak 13 rig pada bulan Agustus, setelah meningkat sebanyak empat rig pada bulan lalu.
Namun sentimen The Fed masih akan kembali menaikkan suku bunga masih membatasi kenaikan harga minyak mentah dunia. Suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak. Penguatan dolar juga dapat memperlambat permintaan karena membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.