Jakarta, Portonews.com – Harga minyak mentah dunia sedikit menguat pada perdagangan Selasa (26/12/2023) petang. Ini terjadi karena investor fokus kepada ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Adanya optimisme The Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga turut mendorong harga minyak. Pasalnya, langkah itu diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar,
Pada perdagangan Senin (26/12/2023) pukul 15.10 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2024 di New York Mercantile Exchange dipatok sebesar US$73,92 per barel. Nilainya naik 0,18% dibandingkan pada perdagangan sebelumnya yang sebesar US$73,79 per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret 2024 di London ICE Futures Exchange sebesar US$79,11 per barel. Harganya juga lebih tinggi 0,39% dibandingkan pada perdagangan sehari sebelumnya yang sebesar US$78,80 per barel.
Sebelumnya, kedua harga acuan minyak tersebut naik sekitar 3% pada pekan lalu, setelah serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah. Ini menambah ketegangan di Timur Tengah seiring dengan berlanjutnya konflik Israel-Hamas di Gaza, Palestina.
Dampak dari ketegangan tersebut telah membuat sejumlah perusahaan pelayaran menangguhkan lalu lintas kapal melalui Laut Merah yang terhubung dengan Terusan Suez. Padahal, jalur tersebut menangani sekitar 12% perdagangan dunia. Perubahan rute kapal itu pun akan membuat sejumlah perusahaan pelayaran menambah biaya.
Harga minyak juga didukung oleh ekspektasi The Fed yang akan memangkas suku bunga pada tahun depan. Terlebih setelah rilis data AS yang cukup positif, seperti inflasi indeks harga pengeluaran pribadi (PCE) sebesar 3,2% (yoy) pada November 2023.
Suku bunga The Fed yang lebih rendah mengurangi biaya pinjaman konsumen. Hal itu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak di Negeri Paman Sam.