Jakarta, Portonews.com – Harga minyak mentah dunia kompak dibuka menguat pada perdagangan Jumat (27/10/2023) setelah turun 2% lebih pada perdagangan sebelumnya.
Hari ini harga minyak mentah WTI dibuka naik 0,38%% di posisi US$83,53 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent dibuka menghijau 0,55% ke posisi US$88,41 per barel.
Sementara pada perdagangan Kamis (26/10/2023), harga minyak mentah WTI ditutup anjlok 2,55% di posisi US$83,21 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent ditutup terjun 2,44% ke posisi US$87,93 per barel.
Harga minyak turun lebih dari US$2 per barel pada perdagangan Kamis karena kekhawatiran akan konflik Timur Tengah yang lebih luas mereda pada saat yang sama ketika permintaan AS menunjukkan tanda-tanda melemah.
Harga minyak baru-baru ini terdongkrak oleh kekhawatiran akan dampak yang mempengaruhi pasokan minyak mentah global akibat konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, yang dapat melibatkan Iran dan sekutunya di wilayah tersebut.
Kekhawatiran tersebut mulai berkurang pada tengah hari Kamis.
AS dan negara-negara lain mendesak Israel untuk menunda invasi penuh ke Gaza, yang belum pulih dari pemboman Israel selama hampir tiga minggu yang dipicu oleh pembunuhan massal di Israel selatan oleh Hamas yang didukung Iran.
Di sisi lain, kekhawatiran terhadap perekonomian global yang lebih luas juga masih membebani harga minyak. Imbal hasil Treasury AS kembali menuju 5% pada hari Kamis, menyeret saham-saham di seluruh dunia ke posisi terendah dalam beberapa bulan.
Kemudian, perekonomian AS tumbuh sebesar 4,9% secara tahunan pada kuartal ketiga tahun 2023, terbesar sejak kuartal terakhir tahun 2021, di atas perkiraan pasar sebesar 4,3% dan ekspansi sebesar 2,1% pada kuartal kedua, menurut perkiraan awal.
Data pertumbuhan ekonomi AS dapat meningkatkan ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
Peningkatan persediaan minyak mentah AS pada minggu terakhir mengindikasikan melemahnya permintaan.
Persediaan USOILC=ECI naik 1,4 juta barel menjadi 421,1 juta barel, menurut Administrasi Informasi Energi (EIA), melebihi kenaikan 240.000 barel yang diperkirakan oleh para analis Reuters..
Data tersebut menyusul penurunan mengejutkan pada data aktivitas bisnis zona euro bulan ini.
Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunga tidak berubah seperti yang diharapkan pada hari Kamis, menghentikan kenaikan suku bunga 10 kali berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan mempertahankan panduannya yang menyiratkan kebijakan yang stabil di masa depan.
Selain itu, para pelaku pasar akan menantikan rencana OPEC dan sekutunya mengenai tingkat produksi di tahun mendatang.
OPEC+, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, memangkas produksi sebesar 1,3 juta per hari (bph) awal tahun ini dan pada bulan September memperpanjang pengurangan tingkat produksi hingga akhir tahun.
Anggota OPEC selanjutnya dijadwalkan bertemu pada akhir November. Jika pemotongan produksi berlanjut, maka akan menjadi tanda bullish untuk minyak mentah.