Jakarta, Portonews.com – Harga minyak naik sekitar 2% ke level tertinggi dua minggu pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Lonjakan harga minyak dunia hari ini dipicu penarikan penyimpanan minyak Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan dan kekhawatiran mengenai pasokan global setelah Iran menyerukan embargo minyak terhadap Israel sehubungan dengan konflik di Gaza.
Dikutip dari CNBC, Kamis (19/10/2023), harga minyak Brent berjangka naik USD1,60 atau 1,8% menjadi USD 91,50 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,66 atau 1,9% menjadi USD 88,32.
Pada sesi tertingginya, kedua acuan harga minyak dunia tersebut naik lebih dari USD 3 per barel.
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan perusahaan-perusahaan energi menarik 4,5 juta barel minyak mentah dari stoknya selama pekan yang berakhir 13 Oktober.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dari perkiraan para analis yang memperkirakan penurunan sebesar 0,3 juta barel dalam jajak pendapat Reuters. Pada hari Selasa, kelompok industri American Petroleum Institute (API) melaporkan penurunan sebesar 4,4 juta barel.
Hal ini merupakan penurunan penyimpanan minyak mentah keempat dalam lima minggu. Jumlah tersebut jauh melebihi penurunan mingguan sebesar 1,7 juta barel pada tahun sebelumnya dan dibandingkan dengan rata-rata peningkatan lima tahun (2018-2022) sebesar 2,5 juta barel.
Persediaan turun 0,8 juta barel di fasilitas penyimpanan Cushing di Oklahoma ke level terendah sejak Oktober 2014, memicu kekhawatiran mengenai kualitas minyak yang tersisa di titik pengiriman minyak berjangka AS.
“Kekhawatiran terbesar dalam laporan ini adalah Cushing, Oklahoma… kami menurunkannya ke tingkat yang sangat rendah yang seharusnya mendukung keseluruhan kompleks (untuk harga minyak),” kata Analis Price Futures Group, Phil Flynn.