Jakarta, Portonews.com – Pembangunan ramah lingkungan. Konsep ini menjalar ke semua sektor. Tak terkecuali ke dunia konstruksi. Utamanya konstruksi bangunan. Pasalnya, selain ramah lingkungan juga efisien, hemat & proses pengerjaannya lebih cepat.
Dengan mengusung brand “3R : Realible, Recycled, dan Reused” PT GIP (Griya Indah Prakarsa) berdiri. Perusahaan bahan bangunan untuk konstruksi yang digawangi oleh Iwan Supriyanto mulai berkiprah sejak tahun 2020.
“Ide awal pendirian GIP adalah bagaimana konstruksi bangunan, terutama perumahan, lebih ramah lingkungan dengan berbasis pada konsep prefabricated, dimana struktur termasuk dinding & lantai dicetak di pabrik dan kemudian dirakit,” kata Iwan, Technical/Operation Director PT GIP pada Portonews, Rabu (6/9/2023) di Jakarta Selatan. Keuntungannya pada proses konstruksi lebih cepat $ meminimalkan limbah/waste materials sehingga pengolahan serta biaya limbah lebih sedikit.
GIP memproduksi bahan bangunan yang disebut 3R Panel dan 3R Block. Produk tersebut dapat digunakan untuk semua jenis bangunan. Dapat digunakan untuk dinding dan lantai.
Bila membuat dinding, biasanya orang menggunakan bata ringan. Ukurannya kecil-kecil, maka butuh waktu pengerjaan yang lebih lama dan bahan material banyak serta jumlah pekerja yang tidak sedikit. “Tetapi bila menggunakan produk GIP 3R Panel sudah customized. Misalnya bangunan yang membutuhkan dinding 3 meter atau 4 meter maka langsung kita bikin sesuai pesanan. Begitu pun untuk lantai,” jelas Iwan. Prosesnya lebih cepat. Jamak diketahui, bila orang membangun gedung atau rumah biasanya menggunakan bata ringan yang bahan baku/materialnya dalam jumlah tidak sedikit.
Berkat inovasinya, perusahaan ini memperoleh Sertifikasi Green Lable (Silver) dari Pemerintah untuk produk/industri yang ramah lingkungan (green).
Pabrik GIP dibangun pada 2020. Terletak di Citereup, tidak jauh dari komplek Indocement. Sebagian bahan bakunya melalui proses recycled dan reused.
Awal berdirinya perusahaan untuk membidik pangsa pasar perumahan TNI, Polri dan ASN. Perusahaan pun menjalin kerjasama dengan BPJS dan Kementerian. Perusahaan ini memiliki produk rumah pracetak. Rumah yang satu lantai dan dua lantai. Struktur Rumah dicetak di pabrik dan dirakit di lokasi proyek. Proses pembangunan rangka rumahnya hanya membutuhkan waktu maksimal dua hari.
Visi GIP menjadi produsen Autoclaved Aerated Concrete (AAC) Panel dan Block yang selalu mengedepankan kualitas serta menghasilkan produk yang berstandard International. Dalam proses produksi, senantiasa mengurangi dampak-dampak terhadap lingkungan.
Proyek GIP
Kendati tahun 2023 dan 2024 disebut sebagai tahun politik, tetapi perusahaan konstruksi bangunan ini tidak sepi proyek. Pada akhir Agustus 2023, GIP melakukan MoU dengan PT Hutama Karya, PT. Waskita Karya & PT. Brantas Abhipraya. “Perusahaan kita termasuk yang direkomendasikan sebagai produk bahan bangunan yang digunakan di Proyek IKN (Ibu Kota Nusantara). Terutama untuk pengadaan dinding, yang memiliki konsep 3R untuk Autoclaved Aerated Concrete (AAC) Panel. Sebab konsep pembangunan IKN adalah green building. Apalagi pembangunannya membutuhkan percepatan.
“Proyek ini mulai dikerjakan pada Oktober 2023. Sedang pengiriman produk akan mulai dilakukan pada November 2023. Nilai proyeknya mencapai kurang lebih dari Rp 100 Miliar” ungkap Iwan.
Nilai tambah dari produk 3R AAC Panel adalah green dengan sebagian menggunakan limbah. Selain itu percepatan waktu, hemat waktu, tenaga dan jumlah pekerja. Karena itu cocok untuk konsep pembangunan di IKN.
Iwan menuturkan, tahun 2023 dan 2024 pembangunan IKN adalah potensial market untuk produk perusahaannya. Pasalnya, di Jakarta untuk proyek high rise building, baik itu office & apartment saat ini kondisinya sangat tidak bagus. Bahkan banyak Konsumen lebih memilih rumah tapak, dibandingkan apartment.
Akibat pergeseran ini, lanjut Iwan, perusahaannya banting stir. Mulai menyasar ceruk pasar tersebut.
“Untuk mengakomodir kecenderungan pasar ini maka kita menggunakan Aliansi Pengembang Perumahan Nasional Jaya (Apernas Jaya) maupun bekerja sama dengan beberapa developer terkemuka. Khususnya Di asosiasi ini tidak sedikit para developer yang memiliki banyak proyek perumahan. Kita menjalin kerjasama dalam hal pengadaan & pembangunan rumahnya dengan konsep prefab housing, rumah pracetak yang seperti lego dan dikombinasi dengan dinding panel,” ungkap bendahara umum Apernas Jaya ini.
Dia melanjutkan, “Misalnya, kita membangun rumah satu lantai tipe 36 atau tipe 40 membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 bulan. Itu paling cepat. Tetapi dengan menggunakan konsep prefab housing dapat memotong 50 persen waktu dari 3-4 bulan tersebut”.
Dalam membangun rumah, lanjut Iwan, terkadang tergantung pada KPR. Bisasanya bunga KPR hingga 3 bulan. Tetapi dengan konsep pembangunan yang ditawarkan perusahaannya, dapat dipercepat sehingga dana pembayaran rumah pun lebih cepat. Jadi bisa hemat biaya bunga bank atau KPR.
“Konsep dan sistem pembangunan ini kita kerjasamakan dengan Apernas Jaya & juga developers lainnya, seperti Agung Podomoro Land. Saat ini kita sedang melakukan kerjasama dengan Agung Podomoro di Proyek Kota Podomoro Tenjo Bogor,” ungkap mantan Ketua DPD Apernas Jaya DKI Jakarta.
Saat ini pihaknya sedang mengerjakan tahap I dan II. Nilai proyeknya total mencapai kurang lebih Rp160 Miliar. Tahap I senilai hampir Rp 70 Miliar. Tahap II sedang berjalan dengan nilai kontrak sekitar Rp90 Miliar.
“Menurut saya saat ini proyek Kota Podomoro Tejo yang pembangunan rumahnya benar-benar masif. Ribuan unit dibangun dan laku seperti kacang goreng. Tahap I ada sekitar 2500 unit. Tahap II juga sekitar 2500 unit. Sekarang mau masuk tahap III sebanyak 2000 unit,” tandas Iwan.
Fenomena tersebut, imbuh pria kelahiran Sumenep ini, menunjukkan bahwa bisnis pembangunan apartment lagi lesu sedangkan rumah tapak sedang bergairah. Jadi sejak tahun lalu ada peralihan trend dari costumer. Dari yang tinggal di apartment beralih ke rumah tapak.
Orang yang semula menyukai tinggal di apartment sekarang mulai berkurang. “Saat ini konsumen beralih ke rumah tapak,” cetus Iwan.
Ditambah lagi, 2023 dan 2024 adalah tahun politik. Dunia konstruksi sangat sensitif dengan politik. Karena menyangkut kebijakan 5 tahun ke depan. Proyek-proyek konstruksi wait and see arah dan kebijakan dari pemimpin baru Indonesia. “Umumnya para investor menunggu hal tersebut. Dan hal ini menjadi siklus 5 tahunan,” katanya.
Biasanya, tambah Iwan, bila memasuki tahun politik dan imbas Covid-19, denyut nadi konstruksi menurun. “Di Jabodetabek usaha konstruksi yang high rise building, seperti gedung, kantor dan apartment semuanya sedang lesu,” tuturnya. Bahkan proyek yang on going, sekarang stop atau di tunda Menunggu pembeli. Karena kondisi yang over supply.