Depok, Portonews.com – Sungai Kali Baru di Cimanggis, Depok, menjadi pusat perhatian setelah busa limbah berwarna putih tebal menutupi permukaannya. Kejadian ini pertama kali terlihat pada Senin, 27 November, dan menjadi viral di media sosial sehingga memancing kekhawatiran akan pencemaran lingkungan.
Dikutip dari unggahan Instagram @depok24jam, busa yang mirip awan itu menghampari sungai di depan perumahan Taman Duta. Masyarakat sekitar yang menyaksikan fenomena ini menjadi cemas, sementara sejumlah warga di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, mengeluhkan efek sampingnya, seperti batuk dan gatal-gatal.
Pabrik-pabrik yang beroperasi di sekitar area tersebut menjadi sorotan, namun hingga saat ini, belum diketahui asal muasal limbah yang mencemari sungai. Tingginya busa mencapai 4 meter, bahkan menutupi beberapa rumah warga, menyulitkan aktivitas sehari-hari mereka.
Ketua RW 01, Lili Ramli, menyampaikan keluhan warga terkait dampak kesehatan yang dirasakan. “Warga mengeluh ada uap yang menyebabkan batuk dan gatal kalau kena kulit. Kita sudah lapor ke kelurahan,” ujarnya.
Reaksi dari warganet pun bermunculan di media sosial. Seorang pengguna Instagram dengan username @andreashanada menegaskan bahwa tidak ada pembenaran untuk membuang apapun ke sungai atau kali. Sedangkan @rengginangkemaren berpendapat bahwa masalah seperti ini seharusnya bisa diatasi sebelum pabrik beroperasional dengan perizinan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Kota Depok terkait peristiwa ini, membuat kekhawatiran masyarakat semakin bertambah. Sungai Kali Baru menjadi fokus penyelidikan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok.
Kepala DLHK, Abdul Rahman, menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penelusuran menyeluruh dari badan sungai hingga ke sumber-sumber yang diduga membuang limbah. “Ini termasuk perumahan dan pabrik-pabrik di sekitar lokasi,” jelas Abdul Rahman dalam pernyataannya.
Dalam upaya menenangkan masyarakat, Abdul Rahman mengungkapkan bahwa busa yang sempat menutupi sebagian rumah warga telah berkurang, namun kekhawatiran akan dampak lingkungan dan kesehatan tetap tinggi.
“Pengamatan kami menunjukkan bahwa busa telah berkurang pada hari berikutnya. Namun, kami masih memahami kekhawatiran masyarakat dan sedang berusaha untuk menemukan sumber limbahnya,” ucap Abdul Rahman.
DLHK Depok tidak hanya fokus pada penyelidikan asal-usul busa, melainkan juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya. “Kami telah menyiram busa tersebut untuk mengurangi volume dan dampaknya,” tambah Abdul Rahman.
Sampel air dari sungai ini juga akan diuji di laboratorium untuk menentukan komposisi kimia dari busa tersebut. Warga Depok kini menantikan hasil investigasi penuh dan langkah-langkah konkret dari pemerintah setempat untuk mengatasi masalah pencemaran ini serta mencegah kejadian serupa di masa depan.
Kejadian di Sungai Kali Baru menjadi pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup, terutama di area urban yang padat penduduk.