Tentang Wilayah Kerja ( WK ) Migas dan WK lainnya di bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau.
Pertamina Hulu Rokan ( PHR ) adalah perusahaan operator Migas baru di WK Rokan yang berasal dari BUMN Indonesia. Dengan semangat baru WK Rokan yang terluas lapangannya di Indonesia dan pernah 1 juta barrel oil per hari produksinya dan terbesar di Indonesia yang saat ini sudah dikelola oleh BUMN Indonesia yaitu Pertamina Hulu Rokan ( PHR ) mulai 9 Agustus 2021 tentu di harapkan oleh masyarkat Riau,semakin bisa bikin makmur bumi Lancang Kuning.
Ditambah dengan di kelolanya 100% WK CPP oleh BUMD Provinsi Riau dengan PT.BSP dan di ikuti dengan ,PT.SPR Langgak serta dengan mendapatkan hak PI 10% untuk PHE Siak,PHE Kampar dan PHR WK Rokan adalah salah satu driver untuk menuju bumi Lancang Kuning yang semakin maju kedepan dengan terjadi pertumbuhan ekonomi yang bergerak di atas rata-rata yang di harapkan ,serta terjadinya pembangunan yang berkelanjutan.
Sekilas sharing tentang Human Capital Development melalui Organizational Development adalah Driver berikutnya untuk menjadikan BUMD dari bumi Lancang Kuning untuk nantinya bisa bermain di Global Market kedepan atas kehadiran beberapa wilayah kerja ( WK ) di Bumi Lancang Kuning yang terluas lapangannya dan terbesar produksinya.
Sedikit sekilas pemikiran dan bisa di jadikan inspirasi bagi semua share holder dan stake holder dalam membuat kebijakan yang keberpihakan ke pada Bumi Lancang Kuning benar-benar terjadi.
Apa yang membedakan kita ( i.e .Pertamina ) dan ( i.e. Petronas ) itu bukanlah soal teknologi atau hal-hal teknis lainnya. Yang membuat Petronas bisa Jauh mengungguli Pertamina ( Padahal dulu orang-orang Petronas belajar ke Pertamina ).
Itu semua adalah soal SDM nya .Kenapa SDM kita jadi bisa begitu jauh tertinggal dari SDM Petronas,Inilah yang perlu di kaji dan diperbaiki dan di tingkatkan.
Momentum ini bisa di offer ke PT.BSP, PT.SPR Langgak dan BUMD yang di tunjuk sebagai pengelola PI 10% dalam bentuk pengelolaan yang terintegrasi dengan menerapkan Program Human Capital Development melalui Organizational Development.
Dengan menjalankan program ini diharapkan kedepan melalui BUMD Migas dari Provinsi Riau dalam menaikan produksi tidak dengan menggenjot laju produksi per sumur tapi dengan cara menambah jumlah sumur baru ( Development well ) dengan berinvestasi.
Melakukan investasi memang sesuatu yang mutlak yang harus dilakukan oleh BUMD Migas Riau dalam menaikan Produksi , it takes money to make money tidak bisa hanya dengan menggenjot laju produksi per sumur.
Karena pertumbuhan produksi migas pada suatu lapangan atau wilayah kerja ( WK ) itu berkolerasi positif dengan pertumbuhan Investasi di lapangan tersebut ,kalau investasinya menurun maka bisa di prediksi produksinya juga akan menurun.
Sebagai mana kita ketahui pada perusahaan operator sebelumnya pernah mencapai produksi oil mencapai 1 juta barrel oil per hari dan terus menurun sampai pada saat hand over kepada Pertamina Hulu Rokan ( PHR ) tinggal 160 ribu barrel oil perhari.
Tentu dengan dropnya produksi ini kemungkinan ada dua ( 2 ) penyebabnya :
1.Karena digenjot habis-habisan untuk kepentingan bisnis tampa peduli bahwa unsur air bisa mengalir lebih cepat dari unsur minyak sehingga bukannya minyak yang naik produksinya malah justru air yang meningkat, alis water cutnya meningkat terus akibat laju produksi yang tidak dibatasi.
2. Kurangnya melakukan workover untuk merawat kondisi sumur ,ini biasanya di akibatkan oleh keengganan untuk mengeluarkan biaya perawatan sumur karena dananya digunakan untuk kepentingan yang lain.
Dengan demikian atas historikal setiap lapangan dan sumur seperti itu karena kepentingan bisnis oleh operator sebelumnya maka untuk itu lakukanlah dua ( 2 ) hal ini kedepan :
1. Lakukan workover secara berkala dan disiplin.
2. Jangan lagi menggenjot laju produksi per sumur tapi tambah lah jumlah sumur pengembangan ( Development well ).
Semua itu sekarang tergantung pada ada atau tidaknya kemauan para pemegang saham ( share holder ) dan stake holder untuk Bumi Lancang Kuning yang semakin sejahtera kedepan.