Jakarta, Portonews.com – Setelah ditentang banyak kalangan, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik bagi Rumah Tangga berupa pembagian rice cooker gratis. Tujuan pembagian rice cooker itu di antaranya untuk mendorong penggunaan energi bersih dan menggantikan LPG 3 Kg.
Menurut pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Fahmy Radhi, Kementerian ESDM rencananya akan membagikan 680 ribu rice cooker gratis kepada masyarakat. “Kalau harga rice cooker sekitar Rp. 750 ribu per unit, maka total anggaran pembagian rice mencapai minimal sebesar Rp. 510 miliar,” kata Fahmy pada Portonews, Minggu (8/10/2023.
Dia tidak menampik, penggunaan rice cooker memang menggunakan listrik yang merupakan energi bersih, tetapi rice cooker hampir tidak memberikan kontribusi terhadap pengurangan emisi karbon karena kapasitasnya sangat kecil. Apalagi, listrik yang digunakan dihasilkan dari pembangkit listrik yang masih menggunakan energi kotor batu bara.
“Pembagian rice cooker juga tidak bisa menggantikan gas LPG 3 Kg. Alasannya, rice cooker hanya untuk menanak nasi, mengukus dan memanaskan. Sedangkan memasak lauk dan lainnya masih menggunakan kompor gas dengan LPG 3 Kg,” papar Fahmy. Dengan demikian, lanjutnya, program pembagian rice cooker tidak efektif sama sekali dalam menggantikan LPG 3 Kg.
Berhubung kedua tujuan itu mustahil dicapai, imbuh Fahmy, jangan-jangan tujuan pembagian rice cooker gratis hanya untuk membagikan cuan kepada perusahaan yang ditunjuk untuk pengadaan dan pembagian rice cooker gratis.
“Berlakunya Permen 11/2023 bersamaan dengan tahun politik, patut diduga cuan itu akan mengalir untuk pemenangan Pilpres dan Pileg. Kalau dugaan tersebut benar, maka Menteri ESDM harus didesak untuk membatalkan Permen pembagian rice cooker gratis. Jangan sampai dana APBN digunakan untuk bagi-bagi cuan kepada perusahaan yang berkedok pembagian rice cooker gratis,” tegas Fahmy.