Jakarta, Portonews.com-Indonesia dan Timor-Leste telah menandatangani perjanjian bilateral dalam rangka aksesi (keanggotaan) Timor-Leste ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) disela-sela Pertemuan Pejabat Senior (Senior Official Meeting/SOM) WTO di Jenewa, Swiss beberapa waktu lalu.Perjanjian bilateral Indonesia dan Timor-Leste ini akan menjadi katalisator (perubahan) untuk kolaborasi yang lebih besar bagi kedua negara.
Penandatanganan dilakukan oleh Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBPP) atau Wakil Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Perdagangan Dunia, dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa Febrian A. Ruddyard dan Duta Besar Wakil Tetap Republik Demokratik Timor Leste untuk Kantor PBB dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa,Maria de Lurdes Martins de Sousa Bessa.
Penandatanganan disaksikan oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono. “Penandatanganan ini akan menjadi katalisator bagi kolaborasi Indonesia dan Timor-Leste yang lebih besar di tahun-tahun mendatang. Indonesia tetap pada posisinya untuk terus mendukung penuh aksesi Timor-Leste ke WTO dan ASEAN,” ujar Djatmiko.
Sementara itu, Duta Besar Timor-Leste menyampaikan terima kasih atas dukungan Indonesia dan meyakini bahwa Indonesia akan tetap menjadi mitra terpenting, baik dalam keanggotaan di WTO maupun di ASEAN. Tidak hanya bergabung menjadi anggota WTO, Timor-Leste juga tengah mengupayakan aksesi ASEAN guna mewujudkan visi dan misi menjadi pemain aktif dalam sistem perdagangan global dan regional. Kesepakatan bilateral Indonesia dan Timor-Leste merupakan bentuk komitmen Indonesia agar Timor Leste dapat menjadi Anggota WTO ke-165.
Keanggotaan tersebut akan disahkan pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-13 WTO bulan Februari 2024 mendatang di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Sebelumnya, Timor-Leste telah menandatanganai kesepakatan bilateral terkait aksesi dengan delapan negara anggota WTO lainnya, yakni Australia, Selandia Baru, Jepang, Kamboja, Uni Eropa, Filipina, Kanada,dan Amerika Serikat.
“Dukungan ini menandai dimulainya babak baru hubungan perdagangan Indonesia dan Timor-Leste. Indonesia mendapatkan akses pasar,baik untuk perdagangan barang maupun jasa unggulan Indonesia yang nantinya akan diterapkan untuk seluruh anggota WTO. Timor-Leste wajib memenuhi aturan-aturan WTO ke depannya,” pungkas Djatmiko.
Total perdagangan Indonesia dengan Timor-Leste pada periode Januari—Agustus2023 tercatat sebesar USD 226,1 juta atau meningkat 21,41persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Total perdagangan kedua negara tahun 2022 tercatat sebesar USD301,5 juta, dengan ekspor Indonesia ke Timor-Leste sebesar USD 296,7 juta dan impor Indonesia dari Timor-Leste sebesar USD4,7 juta. Surplus perdagangan Indonesia terhadapTimor-Leste mencapai USD292,0 juta.Sementara itu, produk ekspor utama Indonesia ke Timor-Leste yaitu semen portland (USD 19,2 juta), minyak kelapa sawit (USD 15,8juta), pasta (USD 15,7juta), kendaraan bermotor (USD 15,3 juta), serta roti dan kuekering (USD 12,7juta).Sedangkan produk impor utama Indonesia dari Timor-Leste yaitu kopi (USD 2,5juta), kopra (USD 729,9 ribu), vanili (483,7 ribu), serta biji dan buah lainnya yang mengandung minyak(USD 387,1ribu).