Jakarta, Portonews.com – Dalam acara Rapat Koordinasi Pengelolaan Sampah Melalui Refuse Derived Fuel (RDF) dan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebagai narasumber, Wali Kota Tangerang, Arief R. Wismansyah berbagi pengalaman dan pemahamannya tentang pengelolaan sampah di Kota Tangerang. Dia mengungkapkan bahwa Kota Tangerang menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah, dengan produksi sampah harian mencapai 2000 ton. Pertumbuhan berbagai sektor yang pesat di Kota Tangerang menjadi penyebab utama dari masalah ini.
Dalam acara tersebut, Arief juga berbagi pengalaman mengenai penggunaan berbagai teknologi dalam pengelolaan sampah, terutama Refuse Derived Fuel (RDF). Namun, karena Kota Tangerang masuk dalam proyek strategis nasional, fokus Pemerintah Kota Tangerang telah beralih ke Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).
“Saat ini kami berusaha untuk melaksanakan PSEL, meskipun kami menghadapi banyak kendala,” ungkap Arief.
Arief juga menyoroti berbagai kendala yang dihadapi dalam menangani masalah sampah di daerahnya. Dia menekankan perlunya dukungan dan kerja sama antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk mengatasi permasalahan persampahan ini.
“Masalah sampah ini membutuhkan komitmen dan koordinasi yang kuat antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk menemukan solusi yang tepat,” tegasnya.
Dalam acara yang diadakan di Auditorium Randi Yusuf, Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jakarta, ini, Wali Kota Arief R. Wismansyah memberikan pandangan yang mendalam tentang tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah perkotaan, serta pentingnya kolaborasi untuk mencari solusi yang berkelanjutan.
Acara ini turut dihadiri oleh Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan, serta dihadiri oleh perwakilan pemerintah daerah baik secara offline maupun online.