Batam, Portonews.com -Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau dan garis pantai yang panjang, Indonesia mempunyai potensi sumber daya laut yang sangat besar. Namun, masalah pencemaran laut, terutama oleh sampah plastik, telah menjadi ancaman serius bagi kelestarian ekosistem laut. Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia telah melakukan langkah besar dalam patroli pengawasan pencegahan pencemaran dan kerusakan laut di seluruh negeri.
Pada tanggal 7 September, kegiatan patroli pengawasan ini berlangsung secara serentak di 14 Unit Pelaksana Teknis (UPT) KKP di seluruh Indonesia. Pusat kegiatan patroli berada di perairan dan pantai Nongsa, Batam. Kapal Pengawas Kelautan dan Perikanan Hiu 17 bersama dengan tiga kapal Unit Reaksi Cepat (URC) dari Pangkalan PSDKP Batam dikerahkan untuk tugas penting ini.
Direktur Jenderal PSDKP, Laksamana Muda TNI Dr. Adin Nurawaluddin, M.Han, menjelaskan bahwa selama patroli ini, kapal pengawas melakukan pemeriksaan sarana penanggulangan pencemaran di kapal perikanan dan mengambil sampah plastik di laut. Tidak hanya itu, mereka juga menempelkan stiker larangan membuang sampah plastik di laut dan memasang papan larangan sebagai bagian dari upaya penyadartahuan bagi masyarakat pesisir dan nelayan.
“Dalam patroli pengawasan pencemaran sampah plastik di laut ini Ditjen PSDKP mengerahkan kapal pengawas untuk melakukan pemeriksaan sarana penanggulangan pencemaran di kapal perikanan dan pengambilan sampah plastik di laut,” kata Adin.
Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Keluatan dan Perikanan, Ernawati Trenggono, secara simbolis memimpin pemasangan stiker larangan dan papan larangan tersebut. Seluruh jajaran Ditjen PSDKP turut serta dalam upaya ini, dengan total 847 kapal perikanan yang dilengkapi dengan stiker larangan dan 44 titik lokasi di seluruh Indonesia yang mendapatkan papan larangan.
“Dengan menjaga kebersihan dan kesehatan pantai dan perairan, akan membawa dampak positif bagi seluruh masyarakat nelayan. Mulai dari kualitas hidup yang meningkat dengan hasil laut yang melimpah dan lingkungan pesisir yang indah dan nyaman untuk dihuni,” ujar Ernawati.
Turun langsung dalam patroli ini, Ernawati menekankan pentingnya menjaga kelestarian laut dan pantai dengan tidak membuang sampah plastik ke laut dan sekitar pantai.
Ernawati berharap bahwa patroli ini tidak hanya menjadi seremonial semata, tetapi juga akan menjadi budaya baru bagi masyarakat pesisir yang menjadikan laut sebagai sumber kehidupan.
“Mengingat sampah plastik merupakan sampah yang sulit dan membutuhkan waktu lama untuk terurai, saya berharap agar gerakan ini menjadi pemicu kesadaran masyarakat pesisir untuk bersama-sama peduli dan mendukung kebijakan ekonomi biru KKP dengan tidak membuang sampah ke laut,” harap Ernawati.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, telah mencanangkan 5 program prioritas implementasi ekonomi biru, yang salah satunya adalah pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan atau “bulan cinta laut.” Upaya ini merupakan langkah konkret dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut Indonesia, memastikan kelangsungan hidup masyarakat nelayan, dan merawat keindahan laut serta pantai yang menjadi kebanggaan bangsa.