Jogja, Portonews.com – Kota Jogja baru-baru ini menjadi saksi dari fenomena yang menggemparkan warganya. Sepekan terakhir, luapan minyak muncul dari gorong-gorong di utara Tugu Pal Putih, tepatnya di Jalan AM Sangaji. Kejadian ini pertama kali terungkap pada Selasa, 31 Oktober 2023, dan kembali terulang beberapa kali selama pekan tersebut.
Misteri Luaran Minyak
Pada Selasa, 31 Oktober 2023, sekitar pukul 14.00 WIB, warga sekitar kaget melihat luaran minyak muncul dari gorong-gorong yang terletak di tengah jalan. Minyak ini memiliki warna kecokelatan dan bau seperti minyak goreng bekas pakai atau jelantah.
Salah satu juru parkir di sekitar lokasi, Dafa (19), mengungkapkan bahwa insiden serupa pernah terjadi beberapa bulan sebelumnya, dan Dinas Pemadam Kebakaran telah mengatasinya. Dia menduga bahwa minyak tersebut berasal dari limbah dapur restoran, mungkin minyak bekas. Pemerintah setempat segera merespons dengan membersihkan luapan minyak tersebut pada pukul 16.50 WIB pada hari yang sama.
Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja, Singgih Raharjo, menjelaskan bahwa mereka sedang menyelidiki asal muasal luberan minyak tersebut. Indikasi awal menunjukkan adanya campuran limbah cair yang mencakup mungkin minyak goreng atau bahan sejenisnya. Namun, penyelidikan lebih lanjut masih diperlukan untuk mengungkap sumber pasti dari luapan minyak misterius ini.
Keberlanjutan Kejadian
Pada Rabu, 1 November 2023, petugas berhasil menentukan bahwa luberan minyak tersebut berasal dari saluran air limbah, bukan dari saluran air hujan. Mereka juga menemukan timbunan lemak setinggi dada orang dewasa di dalam gorong-gorong yang berada di Jalan AM Sangaji.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman (PUPKP) Kota Jogja, Hari Setyo Wacono, mengungkapkan, “Ternyata di sana itu banyak sekali kerak-kerak lemak, dimana indikasinya adalah dari lemak-lemak makanan, nah ini kita akan telusuri.”
Hari menyatakan bahwa pembuangan minyak atau yang mengandung lemak di saluran limbah harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang. Upaya pengungkapan sumber limbah di gorong-gorong tersebut masih berlanjut.
Kejadian Berulang
Kemudian, pada Senin, 6 November 2023, luberan minyak muncul lagi di tempat yang sama. Meski begitu, jumlah minyak yang muncul jauh lebih sedikit dibandingkan dengan insiden sebelumnya. Air mendominasi luapan, sementara minyak hanya muncul dalam jumlah kecil.
Salah satu penjaga di dekat lokasi kejadian, Nanu (23), melaporkan bahwa luberan pertama kali muncul pada pukul 21.30 WIB dan akhirnya teratasi dengan pemasangan Water Barrier. Luapan tersebut lebih didominasi oleh air daripada minyak.
Pada Selasa, 7 November 2023, petugas terus berupaya membersihkan sisa-sisa minyak dari gorong-gorong di area Tugu Jogja. Dua water barrier masih terpasang di penutup gorong-gorong, sementara bekas-bekas minyak masih terlihat jelas. Tujuh petugas DPUPKP kota Jogja dan satu truk dikerahkan ke lokasi pada pukul 09.15 WIB.
Keberlanjutan penyelidikan dan upaya pembersihan menunjukkan bahwa insiden ini masih menjadi tanda tanya bagi pemerintah setempat dan warga. Sementara itu, masyarakat setempat berharap agar permasalahan ini segera dipecahkan dan langkah-langkah pencegahan yang tepat diterapkan untuk menghindari kejadian serupa di masa depan.
Kendala Lingkungan dan Upaya Penanganan
Fenomena luapan minyak ini menyoroti masalah lingkungan yang serius, terutama dalam pengelolaan limbah cair dan pencegahan pencemaran lingkungan. Tumpahan minyak dapat merusak ekosistem dan memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia.
Hari Setyo Wacono, Kepala Dinas PUPKP Kota Jogja, menekankan pentingnya pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke saluran air limbah. Langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat harus diimplementasikan, termasuk penggunaan penangkap lemak untuk mencegah campuran lemak makanan masuk ke dalam sistem saluran limbah.
Selain itu, perlu adanya kerjasama yang erat antara pemerintah setempat, pemilik restoran, dan masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan. Pemerintah harus memastikan bahwa perusahaan dan pemilik usaha makanan memahami tanggung jawab mereka dalam mengelola limbah cair dengan benar.
Pendekatan ini juga mencakup pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan melaporkan insiden seperti ini jika terjadi. Keberlanjutan dan keberhasilan penanganan masalah ini memerlukan keterlibatan dan dukungan aktif dari semua pihak yang terlibat.
Kesimpulan
Insiden luapan minyak misterius di gorong-gorong Tugu Jogja telah menarik perhatian publik dan pemerintah setempat. Penyelidikan dan upaya penanganan masih terus berlangsung untuk mengungkap asal muasal masalah ini dan mencegahnya terulang di masa depan.
Kasus ini juga menjadi pelajaran penting tentang perlunya pengelolaan limbah cair yang lebih baik dan tindakan pencegahan pencemaran lingkungan. Semua pihak, termasuk pemerintah, pemilik usaha makanan, dan masyarakat, perlu bekerja sama untuk menjaga kebersihan dan kualitas lingkungan. Dengan demikian, Kota Jogja dapat terus menjadi tempat yang indah dan aman bagi semua warganya.