Jakarta, Portonews.com – Sungai Bengawan Solo kembali tercemar limbah ciu ( limbah bekas pembuangan alkohol) yang menyebabkan perubahan warna air menjadi hitam pekat. Selain berdampak pada warga setempat, pencemaran ini juga memengaruhi instansi yang menggunakan air sungai, termasuk PDAM Kota Surakarta.
Pencemaran tersebut terdeteksi setelah warga melaporkan adanya bau menyengat pada air yang mengalir ke rumah mereka. Setelah penyelidikan, PDAM Surakarta menemukan bahwa sumber bau tersebut berasal dari limbah ciu yang mencemari Sungai Bengawan Solo.
Sebagai respons terhadap pencemaran limbah ciu di Sungai Bengawan Solo yang berdampak pada kualitas air yang dihasilkan, PDAM Kota Surakarta melakukan pemadaman aliran air bersih selama 6 jam pada Sabtu (16/12/2023).
Menurut Purnomo, petugas Operator Intek Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Kota Surakarta, pencemaran ini berbeda dengan kasus sebelumnya karena limbah ciu sulit terurai dan bersifat pekat. Sebagai langkah pencegahan, PDAM mematikan pompa air selama 6 jam untuk menjaga kualitas air yang dihasilkan.
Purnomo menjelaskan bahwa pencemaran kali ini terjadi selama waktu yang lebih lama, yakni dari pukul 15.00 hingga sekira pukul 21.00. Limbah ciu tidak hanya menimbulkan bau menyengat, tetapi juga mengubah warna air menjadi hitam pekat, mengakibatkan keluhan dari warga sekitar.
Dalam upaya menjaga kualitas air baku PDAM, pompa air di Instalasi Pengolahan Air Baku dihentikan selama 6 jam. Purnomo menyatakan bahwa ini merupakan tindakan lanjutan untuk mencegah pencemaran air yang dapat merugikan pelanggan.
“Iya (pencemaran limbah ciu) sejak pukul 15.00 hingga sekira pukul 21.00,” ujar Purnomo seperti dilansir dari TribunSolo.com, Minggu (17/12/2023).
Pencemaran limbah ciu yang terjadi pada Sabtu (16/12/2023) membuat PDAM Kota Surakarta harus mengambil langkah tegas demi menjaga kualitas air bersih bagi pelanggan. Kasus ini juga menciptakan dampak negatif bagi Sungai Bengawan Solo dan warga sekitar yang bergantung pada sungai tersebut