Jakarta, Portonews.com – Perjalanan menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara terus berlanjut, bukan hanya dalam bentuk perpindahan fisik kota dan pusat pemerintahan, tetapi juga dalam perwujudan konsep modern dan berkelanjutan. Salah satu langkah penting dalam mewujudkan visi ini adalah pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memadukan teknologi terkini dengan prinsip keberlanjutan lingkungan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menegaskan bahwa pembangunan IKN bukan hanya tentang memindahkan kota, tetapi juga merancang pusat perkotaan yang sesuai dengan visi Future Smart Forest City of Indonesia. Hal ini menjadi semakin jelas dengan penerapan teknologi terbaru dalam pengolahan air limbah.
Pusat perkotaan yang modern dan berkelanjutan adalah salah satu pilar IKN Nusantara, yang juga dikenal sebagai smart city. Dalam upaya mencapai tujuan ini, sistem teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) diterapkan untuk mengolah limbah domestik. Teknologi ini memungkinkan pengolahan limbah domestik dengan tingkat efisiensi tinggi, menghasilkan standar influen (baku mutu) sebelum air limbah tersebut dapat didaur ulang atau bercampur dengan badan air. Dengan demikian, pendekatan ini memastikan bahwa lingkungan tetap terjaga sejalan dengan prinsip IKN Nusantara sebagai kota modern berkelanjutan.
Secara teknis, proses pengolahan air limbah IKN Nusantara menggunakan teknologi MBBR yang mengalirkan limbah domestik melalui jaringan perpipaan ke IPAL Terintegrasi dengan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Hasil dari proses ini adalah air limbah dengan kualitas yang memenuhi standar influen sebelum air tersebut dapat diolah lebih lanjut atau dialirkan ke sungai.
Alfrits Steeve Willy Makalew, Kasi Pelaksanaan Wilayah II di Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kalimantan Timur, menjelaskan bahwa sarana dan prasarana IPAL yang sedang dibangun terletak di tiga lokasi, yaitu IPAL 1, 2, dan 3. Total kapasitas pengolahan mencapai 5000 m3 per hari dan akan melayani Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN Nusantara.
“Sarana dan prasarana pengolahan air limbah ini adalah hasil dari aktivitas perkotaan di KIPP dan sesuai dengan baku mutu air limbah yang ditetapkan dalam Key Performance Indicator (KPI) yang termaktub dalam Basic Engineering Design (BED) serta mencerminkan visi pembangunan IKN,” ungkap Alfrits.
Proyek konstruksi IPAL 1, 2, dan 3 di IKN saat ini telah mencapai progres sebesar 7% dan ditargetkan selesai pada Desember 2024. Anggaran pembangunan proyek ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan nilai kontrak mencapai Rp638,8 miliar.
Pentingnya integrasi sistem pengolahan air limbah dengan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu terlihat dalam upaya memaksimalkan pengelolaan sanitasi dalam satu lokasi. Lumpur sedimen yang dihasilkan dari IPAL 1, 2, dan 3 sebanyak 15 ton per hari akan diolah di TPST 1, sementara residu dari proses pengolahan tersebut akan diurug di Unit Pengurukan Residu (UPR) yang berjarak 14 kilometer dari TPST 1. Air lindi yang dihasilkan dari TPST 1 juga akan diolah di IPAL 1 setelah melalui proses pengolahan pendahuluan di TPST 1.
Dengan penggunaan teknologi terkini dan pendekatan yang berkelanjutan, pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Nusantara di Kalimantan Timur merupakan tonggak penting dalam mewujudkan IKN Nusantara sebagai Future Smart Forest City of Indonesia yang ramah lingkungan. Ini adalah langkah positif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan serta memastikan bahwa IKN Nusantara tetap menjadi contoh kota pintar dan modern yang berkelanjutan.