Bekasi, Portonews.com – Sungai Cileungsi, yang berada di Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, kembali mengalami pencemaran limbah. Hal ini disoroti oleh masyarakat setempat karena air sungai telah berubah menjadi hitam pekat dan berbau tak sedap. Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C), Puarman, mengungkapkan bahwa pencemaran ini merembet hingga ke Kali Bekasi, yang merupakan sumber air PDAM untuk Kota dan Kabupaten Bekasi.
Pencemaran Berdampak pada Ribuan Warga
Akibat pencemaran ini, ribuan warga yang tinggal di sekitar hilir Sungai Cileungsi terdampak. Beberapa perumahan, seperti Kota Wisata dan Villa Nusa Indah, serta warga di wilayah hilir lainnya, turut merasakan dampaknya. Mereka harus menghadapi bau tak sedap yang mengganggu, iritasi mata, dan bahkan kesulitan bernafas. Lebih lanjut, air dari Kali Bekasi yang digunakan sebagai sumber air bersih melalui PDAM juga terkontaminasi dan tak dapat dimanfaatkan lagi.
KP2C Melaporkan Pencemaran kepada Pemerintah
KP2C telah melaporkan kejadian pencemaran Sungai Cileungsi kepada Pemerintah Daerah dan Provinsi agar segera ditindaklanjuti. Mereka mendesak pemerintah untuk merespons secara cepat guna mencegah dampak yang lebih luas bagi masyarakat. Keberlanjutan pencemaran ini menjadi ancaman serius terhadap lingkungan dan kesehatan warga di sekitar Sungai Cileungsi.
KP2C Ajak Bupati Bogor untuk Susur Sungai
KP2C mengambil langkah lebih lanjut dengan mengundang Bupati Bogor, Iwan Setiawan, untuk melakukan susur Sungai Cileungsi bersama menggunakan perahu karet. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar pemerintah daerah dapat melihat secara langsung dampak pencemaran yang telah meresahkan warga. Saat ini, kondisi Sungai Cileungsi sangat mengkhawatirkan dengan adanya tanda-tanda pencemaran yang terus berlanjut. Puarman menduga bahwa pencemaran ini berasal dari limbah pabrik yang telah mencemari sungai sejak Agustus 2023.
Tindakan Empati Bupati Bogor
Kegiatan susur sungai diharapkan dapat menunjukkan empati Bupati Bogor kepada masyarakat yang terdampak pencemaran sungai. Waktu pelaksanaan susur sungai akan disesuaikan dengan ketersediaan Bupati Bogor Iwan Setiawan. Pemerintah daerah harus segera mengambil tindakan tegas untuk mengatasi pencemaran ini dan melindungi lingkungan serta kesehatan warga yang terancam oleh dampak buruknya.
Harapan Masyarakat yang terdampak kesulitan air bersih
Akibat dari tercemarnya sungai Cileungsih karena limbah B3, membuat masyarakat resah dengan penggunaan air bersih dari PDAM, dan PDAM memastikan akan semaksimal mungkin menanggulangi pencemaran ini di kali baku. Masyarakat yang terdampak berharap ada bantuan air bersih dari PDAM atau dari tokoh politik yang peduli dengan kritis air bersih di wilayah sekitar hilir sungai tercemar termasuk Bekasi.
Seperti di wilayah Perumahan Vila Mutiara Gading 1, yang sumber air 100 persen dari PDAM, jika PDAM terganggu, maka kehidupan warga perumahan pasti resah dan sulit untuk beraktivitas setiap harinya. Menurut ibu-ibu di perumahan ini, mereka khawatir, apabila sumber air PDAM masih tercemar dan air bersih belum mengalir juga, maka mereka akan mengungsi di rumah anak, saudara terdekat dan bahkan ada yang mengungsi ke Jakarta dan wilayah sekitarnya yang cukup jauh dari perumahan.
Alternatif Sementara
Kejadian krisis air bersih di wilayah Bekasi umumnya dan wilayah perumahan Vila Mutiara Gading 1 khususnya, seperti sudah menjadi langganan. Jadi terlihat wilayah ini seperti tenang-tenang saja, tapi sesungguhnya masyarakat perumahan berusaha berjibaku untuk berburu mencari air bersih, salah satunya dengan pasrah antri di tempat pengisian air isi ulang dengan galon air mineral.
Pencemaran yang Berulang
Kejadian tercemarnya sumber air baku di wilayah Bekasi bukan hanya sekali ini saja, tetapi sering kali terjadi. Hal ini menunjukkan betapa lemah regulasi, pengawasan dan sanksi yang diberikan kepada pelaku pembuang limbah, padahal pemainnya hanya itu-itu saja dan pengolahan limbah dari industri pabrik dan industri rumahan acapkali menjadi permainan petak umpet, pasalnya penelusuran baru diketahui oleh masyarakat dan petugas setelah air sungai telah berubah dari biasanya.
Pembersihan dan Pencegahan:
Pemerintah daerah perlu segera bertindak untuk membersihkan Sungai Cileungsi dari limbah yang mencemar. Langkah pembersihan harus segera diambil untuk menghentikan pencemaran lebih lanjut.
Kerjasama Pihak Terkait:
Kerjasama antara pemerintah daerah, provinsi, dan masyarakat setempat sangat penting. Pihak terkait perlu bekerja sama dalam menentukan sumber pencemaran dan menemukan solusi bersama.
Pengawasan dan Peraturan:
Pemerintah perlu memperketat pengawasan terhadap industri-industri yang dapat menjadi sumber pencemaran. Peraturan ketat dan inspeksi rutin harus diterapkan untuk memastikan bahwa limbah industri dibuang dengan benar.
Sosialisasi dan Pendidikan:
Masyarakat perlu diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan. Program sosialisasi dan pendidikan lingkungan harus ditingkatkan untuk mengurangi perilaku yang dapat mencemari sungai.
Catatan
Pencemaran Sungai Cileungsi adalah masalah serius yang berdampak pada ribuan warga di daerah tersebut hingga ke wilayah Bekasi. Air sungai yang hitam, berbau, dan berbuih telah mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat dan bahkan memengaruhi pasokan air PDAM.
Untuk mengatasi masalah ini, langkah-langkah konkret harus segera diambil, termasuk pembersihan sungai, pengawasan ketat terhadap industri, dan pendidikan lingkungan. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk mencapai solusi jangka panjang yang berkelanjutan.