Jakarta, Portonews.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimis bahwa program ekonomi biru akan mendorong perkembangan industri ikan hias dan sektor terkait, serta menjadikan Indonesia sebagai negara eksportir terbesar ikan hias di dunia.
Program ekonomi biru dipandang sebagai langkah penting untuk memperbaiki kesehatan lingkungan di perairan laut dan sungai, yang merupakan faktor utama dalam budidaya ikan hias yang berkualitas.
“Berdampak positif terhadap kualitas ikan hias yang akan kita budidayakan, dengan langkah-langkah ekologi yang berkelanjutan,” ujar Budi Sulistiyo, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), saat berbicara di Indonesia International Pet Expo (IIPE) 2023.
Budi juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan demi melindungi ekosistem ikan, yang sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Salah satu tindakan sederhana yang dapat dilakukan adalah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai yang berpotensi mencemari perairan.
“Plastik adalah ancaman serius bagi kehidupan ikan jika dibuang ke sungai atau laut,” ungkap Budi.
Mengenai peluang bisnis budidaya ikan hias, Budi menjelaskan bahwa sekarang ini, budidaya ikan hias merupakan peluang ekonomi yang sangat menjanjikan bagi masyarakat.
“Ikan hias bisa berubah dari hobi menjadi sumber penghasilan. Di IIPE, saya melihat kerja sama yang erat antara industri dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam upaya meningkatkan nilai ekonomi ikan hias, tidak hanya di pasar dalam negeri, tetapi juga di pasar internasional,” tambahnya.
Budi memaparkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan peningkatan ekspor ikan hias Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2020, nilai ekspor mencapai USD 30,76 juta, meningkat menjadi USD 34,55 juta pada tahun 2021, dan terus melonjak menjadi USD 36,43 juta pada tahun 2022.
Peningkatan ekspor ini telah membuat Indonesia melonjak dari peringkat kelima ke peringkat kedua dalam daftar eksportir ikan hias global. Data ITC Trademap yang diolah Ditjen PDSPKP menunjukkan bahwa pada tahun 2022, pangsa pasar Indonesia dalam industri ikan hias global mencapai 11,35%, naik dari 8,70% tahun sebelumnya. Ini membuktikan bahwa kebijakan ekonomi biru yang didukung oleh KKP telah membantu Indonesia menjadi pemimpin dalam ekspor ikan hias di dunia, meskipun saat ini Jepang masih memegang peringkat pertama dengan nilai USD 48,95 juta (pangsa pasar 15,25%).
“Ini adalah peluang besar bagi kita, dengan dukungan kebijakan yang ada, serta potensi dan pasar yang terus berkembang,” kata Budi.
Budi juga mengumumkan bahwa KKP telah menetapkan ikan Arwana Super Red atau Scleropages formosus sebagai maskot ikan hias nasional.
Selain itu, KKP telah berkolaborasi dengan Kalikan dalam Indonesia International Pet Expo 2023, di mana 15 komunitas telah memamerkan produk-produk terbaik mereka. Acara tersebut juga menyelenggarakan berbagai kompetisi, termasuk kontes Aquascape “Clash Of Titan” dan Kontes Axolotl pertama di Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di hall 7-10 ICE BSD, Tangerang pada tanggal 1-3 September 2023.
“Kami sangat mengapresiasi IIPE ini, semoga menjadi acara rutin di masa depan,” kata Budi.
Pemerintah harus terus memantau dan mengevaluasi keberhasilan program ekonomi biru serta memastikan bahwa langkah-langkah ekologi yang berkelanjutan terus diterapkan untuk mendukung budidaya ikan hias yang berkualitas serta memastikan bahwa program ini tetap menjadi prioritas dalam kebijakan perikanan nasional.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah mendorong startup untuk mendukung pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar lebih kompetitif di pasar global. Ia yakin bahwa industri ikan hias air tawar dan sektor terkait akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi UMKM di masa mendatang