Jakarta, Portonews.com – Dampak pandemi Covid-19 yang telah melanda selama sekitar tiga tahun terakhir telah membawa kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat, termasuk konsumsi minuman alami. Kesadaran ini pula yang mendorong masyarakat kembali tertarik pada kebiasaan minum teh yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia. Kehadiran pandemi telah merangsang minat akan minuman sehat, yang juga merupakan warisan turun-temurun di kalangan keluarga Indonesia.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, mengungkapkan bahwa meskipun minuman teh memiliki sejarah panjang dalam budaya Indonesia, popularitasnya saat ini masih belum sebanding dengan minuman kopi terutama di kalangan generasi muda. Reni menyatakan bahwa diperlukan inovasi baru dalam menyajikan teh agar tetap menarik bagi kalangan tersebut.
Dalam usahanya untuk menjaga kelestarian teh Indonesia dan mempromosikan minuman sehat, Asosiasi Artisan Teh Indonesia (ARTI) dan Dewan Teh Indonesia (DTI) berkolaborasi dalam mendirikan Rumah Teh Indonesia. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa teh tetap eksis dan diminati oleh masyarakat, terutama oleh generasi muda. Teh memiliki potensi besar sebagai alternatif minuman favorit selain kopi, terutama di kafe-kafe yang seringkali dikunjungi oleh kaum milenial dan generasi Z.
Reni Yanita juga menekankan pentingnya peran teh artisan dalam memenuhi tuntutan pasar saat ini. Teh artisan menawarkan manfaat dari bahan-bahan alami dan memiliki nilai estetika yang menarik. Berbeda dengan teh komersil yang dominan dihasilkan oleh industri besar, teh artisan cocok untuk dikembangkan oleh Industri Kecil Menengah (IKM). Reni mengakui bahwa IKM teh artisan memiliki peluang besar untuk bersaing di pasar teh artisan Indonesia, selama memiliki kompetensi SDM yang handal dan kreativitas yang kuat.
Definisi teh artisan oleh Asosiasi Artisan Teh Indonesia mengacu pada teh berkualitas tinggi yang terbuat dari bahan dasar teh (camellia sinensis) alami. Racikan teh artisan dapat menggabungkan bahan teh dan tisane (herbal dan rempah) dengan jumlah teh lebih dari 50% dari bahan campuran lainnya, sementara karakteristik dasar tehnya tetap terasa.
Meskipun potensi teh artisan di Indonesia besar, industri ini masih kurang mendapat perhatian. Banyak orang salah mengira bahwa teh berkualitas hanya dapat diimpor dari luar negeri. Namun, setiap jenis teh memiliki karakteristik dan keunggulan yang unik, dan Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan industri teh artisan berkualitas.
Dalam mendukung perkembangan industri teh artisan, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) telah membina berbagai IKM teh artisan di Jawa dan Bali. Ini dilakukan dengan memberikan pelatihan dan sertifikasi seperti HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) serta melibatkan mereka dalam berbagai program dan pameran pangan nasional dan internasional.
Potensi industri teh artisan di Indonesia semakin berkembang dan menjadi alternatif menarik di tengah tuntutan masyarakat akan gaya hidup sehat. Dengan dukungan pemerintah, Asosiasi Artisan Teh Indonesia, dan semangat inovasi dari pelaku industri, diharapkan teh artisan dapat terus berkembang dan semakin dikenal di tanah air serta mancanegara.