Jakarta, Portonews.com – Indonesia, sebagai produsen kopi terbesar nomor empat di dunia, masih menghadapi dominasi perkebunan kopi rakyat sebesar 96,1% dalam produksi kopi di negara ini. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah fokus pada peningkatan produktivitas dan kualitas biji kopi rakyat. Dalam upaya tersebut, BUMN melalui Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara telah memulai intervensi di wilayah Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Temanggung.
Budidaya kopi di Jawa Tengah sangat tergantung pada pengelolaan lahan Perhutani oleh masyarakat sekitar. Di Kabupaten Temanggung, hampir 4.000 hektar lahan Perhutani dimanfaatkan untuk budidaya kopi oleh masyarakat dengan produktivitas sekitar 250 kg biji kopi per hektar per tahun. Meskipun demikian, tingkat produktivitas ini masih rendah dan perlu ditingkatkan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dalam rangka melakukan peningkatan produktivitas ini, Perhutani bersama dengan BUMN yang terlibat dalam ekosistem (hulu hingga hilir) PMO Kopi Nusantara akan melakukan pendampingan teknis budidaya yang lebih intensif.
“Dengan PMO Kopi Nusantara, target kami adalah memberikan intervensi pada separuh dari lahan yang saat ini dimanfaatkan oleh petani, bekerja sama dengan para pemangku kepentingan di Jawa Tengah,” jelas Natalas Anis Harjanto, Direktur Operasi yang mewakili Perhutani sebagai koordinator program PMO Kopi Nusantara di Jawa Tengah.
Ketua PMO Kopi Nusantara, Dwi Sutoro, mengatakan bahwa peningkatan produktivitas kopi rakyat merupakan upaya utama yang dilakukan oleh semua pihak terlibat. “Kami berusaha meningkatkan produksi kopi rakyat yang menyumbang 96,1% dari produksi nasional dan memberikan kesejahteraan yang lebih baik bagi petani,” ujar Dwi Sutoro, Direktur Pemasaran PTPN Holding.
Pendampingan teknis dimulai dengan penyediaan akses terhadap pupuk yang difasilitasi oleh Pupuk Kalimantan Timur. Petani melalui Kelompok Tani atau Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dapat memperoleh harga distributor yang lebih rendah untuk pupuk dibandingkan harga di pasar. Pupuk Kalimantan Timur juga akan memberikan rekomendasi pemupukan sesuai dengan kondisi tanah melalui uji laboratorium.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka), lembaga penelitian kopi tertua di Indonesia, akan memberikan pendampingan dalam aspek budidaya. Pendampingan ini akan mengacu pada prinsip good agricultural practices (GAP) yang sesuai dengan standar internasional.
Selain pendampingan dalam pemupukan dan budidaya, akses literasi keuangan juga disediakan oleh BNI dengan berbagai skema pembiayaan yang tersedia. Pembiayaan tersebut dapat digunakan untuk budidaya maupun pengolahan pasca panen sesuai dengan kebutuhan petani di lapangan. Pengajuan pembiayaan dapat dilakukan melalui Agen 46 yang tersebar di setiap desa. Selain itu, BNI juga menyediakan pendampingan berupa business matching agar kopi rakyat dapat go global melalui program Xpora.
Untuk menghasilkan nilai tambah pada produksi kopi rakyat, PTPN 9 menyediakan fasilitas pengolahan. Kegiatan pengolahan seperti roasting dan packaging diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara signifikan.
Dalam hal pemasaran, ID FOOD melalui Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI) akan menjadi pembeli dan distributor kopi rakyat. PT PPI telah berhasil melakukan ekspor ke berbagai negara untuk berbagai komoditas, termasuk kopi. Selain itu, Telkom Indonesia dan Perhutani tengah mengembangkan platform digital untuk mendigitalisasi pemasaran kopi.
Dalam acara tersebut, Wakil Bupati Temanggung, Drs. R. Heri Ibnu Wibowo, menyampaikan pesan kepada petani agar menjaga kualitas kopi Temanggung agar ciri khasnya tidak hilang. Ia menekankan pentingnya peningkatan produktivitas dan perlindungan merek kopi Temanggung.
Program pendampingan dan intervensi yang dilakukan oleh BUMN dan pihak terkait dalam ekosistem PMO Kopi Nusantara diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan kesejahteraan petani kopi rakyat. Jarwono, perwakilan salah satu LMDH di Kabupaten Temanggung, berharap agar program ini berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan yang lebih baik. “Kami butuh pendampingan agar kami dapat lebih baik lagi, terutama karena kebun kami berada di bawah naungan pohon hutan. Kami juga ingin belajar dari wilayah lain, terutama sesama LMDH. Semoga Perhutani dapat memfasilitasi hal ini,” ujar Jarwono dari LMDH Jumprit.
Dengan pendampingan dan intervensi yang komprehensif dari BUMN dan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan produksi dan kualitas kopi rakyat dapat meningkat secara signifikan, menciptakan kesejahteraan yang lebih baik bagi petani kopi Indonesia.