Jakarta, Portonews.com – PT Semen Padang, produsen semen tertua di Asia Tenggara, tengah menjajaki kerjasama strategis dengan PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V), anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) yang beroperasi di Provinsi Riau. Kepala Bagian Perencanaan, Sustainability, dan Teknologi Informasi PTPN V, Ifri Handi Lubis, mengungkapkan keseriusan kedua perusahaan plat merah ini dalam menggandeng biomassa tandan kosong sawit sebagai pengganti batu bara dalam operasional pabrik semen.
Ifri menyambut baik langkah kerjasama ini, mengingat PTPN V memiliki produksi rata-rata tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mencapai 2,6 juta ton per tahun dengan tandan kosong mencapai sekitar 21 persen dari total produksi TBS. Hingga Agustus 2023, produksi tandan kosong PTPN V telah mencapai 420.324 ton.
“Pemanfaatan tandan kosong sebagai subtitusi batu bara merupakan langkah inovatif yang dapat mendukung upaya peningkatan keberlanjutan industri. Potensi tandan kosong PTPN V sangat besar, dan kami siap mendukung strategi PT Semen Padang,” ungkap Ifri.
Dalam keterangan selanjutnya, Kepala Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi PT Semen Padang, Juke Asmara, menyebut bahwa perusahaan membutuhkan sebanyak 76.000 ton tandan kosong setiap tahunnya. Tandan kosong tersebut akan dijadikan sebagai substitusi batu bara, yang selama ini menjadi bahan bakar utama dalam proses pembakaran di Kiln.
“PTPN V telah menunjukkan kesediaannya untuk mendukung langkah inovatif ini. Kami segera akan menyusun MoU terkait pemanfaatan tandan kosong, dengan harapan kerjasama ini dapat segera terealisasi,” kata Juke Asmara.
Sebagai tanggapan, Kepala Sub Bagian Pengkajian, Perencanaan Korporasi, dan Manajemen Kinerja PTPN V, Yudig Suhendri, menjelaskan bahwa terdapat sejumlah catatan dalam penjajakan ini, termasuk persyaratan teknis seperti tandan kosong yang sudah dipress dan dipotong.
“Kami berkomitmen untuk memenuhi standarisasi dan persyaratan yang diperlukan. Program ini diharapkan dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat positif bagi kedua belah pihak,” ujar Yudig.
Kedua perusahaan optimis bahwa kerjasama ini tidak hanya akan mendukung keberlanjutan operasional mereka tetapi juga akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di wilayah operasional mereka di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau.