Amerika Serikat, Portonews.com – Meski telah meraih rekor penjualan mobil listrik pada kuartal terakhir, namun Tesla ternyata tengah merencanakan lebih banyak PHK (pemutusan hubungan kerja) dan pembekuan perekrutan lainnya. Menurut laporan dari Electrek, perusahaan tersebut telah menghentikan perekrutan untuk saat ini dan berencana untuk memberhentikan beberapa karyawan lainnya pada kuartal pertama tahun 2023.
Jumlah karyawan yang terkena dampak PHK dan pembekuan perekrutan belum diketahui pastinya. Namun, dilansir dari Electrek, Tesla masih berusaha untuk meningkatkan jumlah karyawan di pabrik manufakturnya.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa perusahaan tersebut tengah mempertimbangkan untuk membangun Gigafactory baru di Meksiko dalam beberapa waktu mendatang. Hingga saat ini, Tesla belum memiliki departemen komunikasi yang dapat dihubungi untuk memberikan komentar terkait rencana tersebut.
Pada bulan Juni lalu, CEO Tesla, Elon Musk, telah mengumumkan bahwa perusahaan tersebut akan melakukan pengurangan bersih 3,5 persen dalam jumlah karyawan selama beberapa bulan ke depan. PHK yang dilakukan pada waktu itu dilaporkan terfokus pada karyawan bergaji tetap termasuk ratusan pekerja dari tim pengembangan autopilot-nya.
Meski telah mencatat rekor penjualan mobil listrik, harga saham Tesla turun sekitar 65 persen tahun ini dan 22 persen bulan ini saja. Selain itu, isu lain yang dikabarkan juga turut mempengaruhi kelesuan di Tesla adalah kenaikan suku bunga di The Fed.
Bukan hanya Tesla saja, sebagaimana bisnis lainnya, perusahaan tersebut juga telah mengalami perlambatan ekonomi selama beberapa bulan terakhir. Namun untuk Tesla, perusahaan pembuat mobil listrik ini ternyata masih harus menghadapi isu lainnya, yaitu pengambilalihan Twitter yang berlarut-larut oleh Elon Musk dan berbagai kabar tak enak lainnya dari Twitter. Beberapa investor Tesla sebelumnya kerap mengutarakan keresahannya terkait akuisisi Twitter oleh Elon Musk. Mereka khawatir Elon Musk terlalu disibukkan oleh Twitter dan menarik perhatiannya lebih jauh dari Tesla, sehingga membuat para investor menjual saham mereka.
Tak hanya itu, ada juga kabar yang berembus bahwa permintaan kendaraan Tesla terus mengalami penurunan. Beberapa orang bahkan ada yang memutuskan membatalkan pesanan dan sewa di tengah pemerintahan Elon Musk di Twitter.
Seperti diketahui, Electrek melaporkan bahwa Tesla telah melakukan langkah langka dengan menawarkan diskon pada mobil listrik-nya di beberapa pasar. Hal ini cukup menggambarkan kondisi Tesla saat ini.
Tahun lalu, banyak perusahaan teknologi dan otomotif lainnya juga telah melakukan PHK massal dan atau membekukan atau memperlambat perekrutan tahun ini karena penurunan pasar yang lebih luas serta kekhawatiran akan resesi di tahun depan. Beberapa di antaranya adalah Rivian, Stellantis, Meta, Apple, dan Amazon.