Mesir, Portonews.com – Hatshepsut adalah Firaun wanita yang paling lama memerintah di zaman Mesir kuno. Ia memerintah selama 20 tahun pada abad ke-15 SM. Hatshepsut adalah Firaun ke-5 dari Dinasti ke-18.
Hatshepsut lahir sekitar tahun 1508 SM. Ia putri tertua dan satu-satunya anak yang lahir dari Raja Mesir Thutmose I dari istri dan Ratu utamanya, Ahmose.
Ratu Hatshepsut dianggap sebagai salah satu Firaun Mesir yang paling sukses. Namun jejak kesuksesan kepemimpinannya berusaha dihapus dalam sejarah oleh Firaun selanjutnya, Thutmose III.
Di bawah pemerintahan Firaun Hatshepsut, Mesir kuno menjadi makmur. Tidak seperti penguasa Mesir Kuno lain di dinastinya, dia lebih tertarik untuk memastikan kemakmuran ekonomi dan membangun serta memulihkan monumen di seluruh Mesir dan Nubia dari pada menaklukkan tanah baru.
Hatshepsut disebut-sebut sangat kaya hingga berhasil membangun proyek yang mengangkat nama besar arsitektur Mesir Kuno yang bisa disejajarkan dengan arsitektur klasik manapun masa itu.
Hatshepsut juga menugaskan ratusan proyek pembangunan di seluruh Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Bangunannya dianggap jauh lebih megah daripada bangunan pendahulunya, dan banyak penerusnya berusaha mengklaimnya sebagai milik mereka.
Pencapaian bangunan terbesar Hatshepsut adalah kuil kamar mayat yang dibangun di sebuah kompleks di Deir el-Bahri, yang terletak di tepi Barat Sungai Nil. Ini masih dianggap sebagai salah satu keajaiban arsitektur Mesir kuno.
Firaun wanita ini memiliki satu ekspedisi perdagangan terkenal ke tanah Punt pada tahun ke-9 pemerintahannya. Kapal-kapal kembali dengan membawa emas, gading, dan pohon mur. Pemandangan itu diabadikan di dinding Kuil Amon di Karnak.
Di akhir masa pemerintahan Firaun Hatshepsut, Thutmose III memulai kampanye untuk menghapus ingatan tentang pemerintahan Hatshepsut.
Thutmose III menghancurkan atau merusak monumen Firaun wanita dari Dinasti ke-18 Mesir kuno ini, menghapus banyak prasastinya dan membangun dinding di sekitar obelisknya.
Hatshepsut meninggal pada usia sekitar 50 tahun menurut sebuah prasasti di Armant. Muminya tidak ada di makamnya yang telah disiapkan, dan banyak dari tanda-tanda keberadaannya telah dihapuskan.
Identifikasi mumi Hatshepsut merupakan keajaiban arkeologi. Sementara putranya telah berusaha keras untuk menghapus Hatshepsut dari lembar sejarah, ilmu pengetahuan modern telah berhasil membongkarnya.
Sumber : id.quora.com