Alhamdulillah Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aiisyiah telah berlangsung lancar secara bermarwah dan bermartabat menghasilkan keputusan-keputusan yang bernas untuk kemajuan organisasi pada masa mendatang.
Terpilihnya 13 Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah merupakan hasil maksimal yang bisa diisepakati 2000an Muktamirun. Walaupun masih banyak wajah lama, tapi komposisi Tim 13 secara relatif menampilkan keseimbangan antara yang lama dan yang baru, yang tua dan yang tua.
Secara khusus terpilihnya Prof. Dr. Haedar Nasir, MSi dan Prof. Dr. Abdul Mu’ti, MEd, masing-masing sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Umum, juga merupakan kesepakatan ideal. Keduanya telah berhasil pada periode lalu memajukan Persyarikatan, dan kini ditantang utk semakin memajukannya lagi. Keduanya mumpuni dan serasi utk menjadi pilot dan co-pilot pesawat besar Muhammadiyah utk terbang memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta.
Yang penting selain itu adalah komposisi PP Muhammadiyah harus memungkinkan gerak organisasi lebih dinamis, responsif, dan progresif (berkemajuan).
Kepemimpinan pusat Muhammadiyah seperiode ke depan menghadapi tantangan berat terutama dengan agenda demokrasi Indonesia pada 2024. Walaupun sudah ada Khittah Politik bahwa Muhammadiyah tidak memiliki hubungan struktural-organisatoris serta tidak berafiliasi dengan partai politik manapun, namun terhadap tarikan politik yg kuat dari berbagai kelompok kepentingan politik, tiadalah mudah bagi Muhammadiyah utk berkelit. Dalam kaitan itulah kepemimpinan Muhammadiyah dituntut utk beristiqamah. Pendekatan terakhir utk menjaga kedekatan yg sama (_keep close_) dengan berbagai kekuatan politik belumlah cukup. Pendekatan itu masih perlu diikat dengan keteguhan pada prinsip utk menjalankan politik tinggi (setinggi-tinggi siasat, sedalam-dalam akidah).
Tersisa bagi segenap warga Muhammadiyah utk menyatakan _sami’na wa atho’na_ dan siap mendukung dan membantu Pucuk Pimpinan Organisasi, sambil mengawal dan mengawasinya mengemban amanat.