Jakarta, Portonews.com – Pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang disampaikan dalam acara Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat, Kamis, 15 September 2022 bahwa akan turun gunung menghadapi Pemilu 2024 sebab mendengar ada tanda-tanda Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 bisa tidak jujur dan adil dan akan diatur dua pasangan capres dan cawapres.
Penegasan SBY tersebut, sontak mendapat respon dari berbagai kalangan. Diantaranya dari Hasanuddin
Koordinator SIAGA 98.
Menurut Simpul Aktivis Angkatan 98 (SIAGA 98), pernyataan SBY harus dianggap sebagai warning (peringatan dini) bagi penyelenggara Pemilu dan pemerintah sebab tidak jelas ditujukan kepada siapa, dan/atau partai politik tertentu.
“Meskipun, tanpa dugaan kecurangan tersebut, kami berpandangan SBY akan turun Gunung, sebab SBY adalah Pendiri dan sekaligus sebagai Majelis Tinggi Partai Demokrat,” kata Hasanuddin pada Portonews, Selasa (20/9/2022).
Dia melanjutkan, “Kemungkinan giring- menggiring dan pengkondisian Capres-Cawapres di Pemilu 2024 akan sulit, sebab Presiden Jokowi nampaknya sulit didikte oleh Partai Politik tertentu, termasuk partai pengusungnya, dan bahkan Jokowi lebih mendengar relawannya saat ini, daripada partai politiknya”.
“Kami berharap, SBY sudah mulai berani menyebut pihak yang berpotensi curang dan tidak adil tersebut, jangan menggunakan kata bersayap sebab akan menimbulkan interpretasi yang beragam dan pesan atau kritik tak sampai,” imbuh Hasanuddin.
Di era yang sudah demokratis, lanjutnya, sah-sah saja menyebut dugaan pihak yang dimaksud, sebab akan ada wacana perdebatan yang postif.
“Bagus lah kalau SBY turun gunung, biar kontestasi menjadi lebih berkualitas, dan peran partai politik makin menguat,” tegas Hasanuddin. Pasalnya,
Capres saat ini rasanya bukan rasa Parpol namun perseorangan.