Beijing, Portonews.com-Pendiri Alibaba, Jack Ma, tidak terlihat dari pandangan publik dalam dua bulan terakhir.
Bahkan, dia juga melewatkan episode terakhir dari sebuah acara TV di mana dia akan tampil sebagai juri. Karena hal tersebut, lantas memicu spekulasi media sosial atas keberadaannya di tengah larangan peraturan Cina pada bisnisnya yang luas. kerajaan.
Peristiwa hilangnya Jack Ma terjadi pada 24 Oktober 2020, dia menjadi pembicara dalam konferensi keuangan Bund Summit yang digelar di Shanghai. Saat itu Jack Ma memanfaatkannya untuk mengkritik sistem keuangan Cina, mulai dari masalah regulasi hingga minimnya dukungan terhadap pendanaan inovasi.
“Inovasi yang bagus tidak takut terhadap regulasi, tetapi takut terhadap regulasi yang usang. Perumpamaannya, jangan menggunakan sistem manajamen stasiun kereta api untuk meregulasi bandara komersil,” ujar Jack Ma tegas, dikutip dari Nikkei.
Kritikannya tersebut mengakibatkan penangguhan IPO senilai USD 37 miliar dari Alibaba’s Ant. Kelompok fintech arm.
Financial Times melaporkan pada hari Jumat bahwa Ma diganti sebagai juri di episode terakhir pada bulan November dari acara permainan untuk wirausahawan yang disebut Pahlawan Bisnis Afrika.
Seorang juru bicara Alibaba mengatakan kepada Reuters pada hari Senin, (4/1/2021), bahwa perubahan itu karena konflik penjadwalan, menolak komentar lebih lanjut.
Meskipun liputan berita tentang ketidakhadiran Ma dari pandangan publik memicu spekulasi di Twitter, yang diblokir di Cina, itu bukanlah topik trending yang signifikan di media sosial di Cina daratan, di mana topik sensitif tunduk pada sensor.
“Saya pikir dia telah disuruh untuk diam,” kata Duncan Clark, ketua konsultan teknologi BDA Cina yang berbasis di Beijing. “Ini adalah situasi yang cukup unik, lebih terkait dengan skala Semut dan kepekaan terhadap regulasi keuangan,” katanya, dikutip dari Reuters, (5/1/2021).