Jakarta, Portonews.com – Akses energi merupakan hak asasi manusia dan menjadi bagian dari Target Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), utamanya tujuan 7 yaitu energi yang terjangkau dan bersih serta tujuan 10, mengurangi ketimpangan. Untuk mendukung pencapaian tujuan ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia bersama Ministry of State Administration Republik Timor-Leste dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) di Indonesia dan Timor Leste telah meluncurkan sebuah inisiatif kerja sama peningkatan akses energi bersih bagi wilayah pedesaan dan terpencil melalui proyek ACCESS (Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality).
Dengan pendanaan senilai 18 juta dolar AS dari proyek empat tahun Korea International Cooperation Agency (KOICA), sekitar 20 ribu orang yang tinggal di daerah terpencil di Indonesia dan Timor-Leste akan memperoleh akses listrik dan air bersih yang berasal dari tenaga surya. ACCESS memberikan dukungan di saat yang tepat, yaitu meningkatkan akses ke sumber air yang aman dan andal dengan menggunakan energi terbarukan, terutama masa pandemi COVID-19, di mana kebersihan dan sanitasi sangat penting.
“Kami sangat meyambut baik inisiatif kerja sama ini yang didukung pendanaannya oleh KOICA. Melalui ACCESS, jumlah desa berlistrik dapat meningkat dan sejalan dengan program pengembangan energi terbarukan menuju target bauran energi nasional 23 persen persen di tahun 2025”, demikian ungkap Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, pada sebuah kesempatan di Jakarta, Senin (8/3/2021).
Country Director KOICA Indonesia Office, Jeong Hoe Jin menyebutkan, KOICA siap bekerja untuk kemitraan ACCESS, berkomitmen untuk memastikan akses ke energi bersih dan mengatasi masalah kesenjangan energi. Di bawah kerangka Kerja sama Selatan-Selatan dan Segitiga antara Timor-Leste dan Indonesia, Pemerintah kedua negara, KOICA dan UNDP akan bekerja sama dengan tujuan bersama yang jelas sehingga proyek ACCESS dapat membuat kemajuan yang berarti.
Sejalan, Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura mengatakan bahwa setiap orang di Indonesia harus memiliki akses listrik yang dapat diandalkan. Namun, seiring dengan adanya perubahan iklim, harus dilakukan juga upaya menekan laju emisi CO2, dengan melakukan transisi ke sumber energi yang lebih bersih, efisien dan bisa diperbaharui.
“Kami menghargai kemitraan dengan Kementerian ESDM dan KOICA, untuk menyediakan pasokan listrik bersih yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat terpencil di pulau-pulau kecil di Indonesia, terutama bagi komunitas yang sekarang menggunakan listrik dari tenaga diesel yang tidak berkelanjutan,” ujarnya.
Di Indonesia, ACCESS akan dilaksanakan di 23 desa di empat provinsi, yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Tengah. Proyek ini akan membangun pembangkit listrik tenaga surya off-grid dengan kapasitas total 1,2 Mega Watt. Sementara itu, di Timor-Leste, proyek ini akan dilaksanakan di 25 desa di Kota Dili (pulau Atauro), Manatuto dan Bobonaro, dan akan menggunakan sekitar 1.000 lampu tenaga surya yang hemat energi dan 10 pompa air tenaga surya untuk menyediakan akses air bersih.