PORTONEWS
Advertisement
  • Home
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Infrastruktur
    • Transportasi
  • Bisnis
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Oil & Chemical Spill
  • Migas & Minerba
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
  • Lingkungan Hidup
  • Profil
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Infrastruktur
    • Transportasi
  • Bisnis
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Oil & Chemical Spill
  • Migas & Minerba
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
  • Lingkungan Hidup
  • Profil
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video
No Result
View All Result
PORTONEWS
No Result
View All Result
Home Laporan Utama

Cerita PHK Hari Ini

Oleh : Suhendra Atmaja, S.Sos. M.Si Dosen Tetap STIKOM InterStudi Jakarta

by Sofyan Badrie
Sabtu, 9 Januari 2021 08:52
Cerita PHK Hari Ini
1.064

Pemberitaan tentang dampak Covid-19 masih terus bergulir, jumlah pasien yang terinfeksi atau suspek-pun tiap hari terus bertambah, bahkan menyentuh ke angka 8000 – 9000 hingga 10 ribu pasien suspek Covid-19 (Data satgas penangan Covid-19, pasien suspek, Jumat (8/1/2021) mencapai 10.617 Orang), lonjakan yang luar biasa.

Penulis tidak akan membahas apa rencana pemerintah terhadap penanganan Covid-19. Namun penulis mencoba menyampaikan bahwa Covid-19 tentu berdampak dan meluluhlantahkan semua aspek, tidak peduli perusahaan nasional maupun internasional. Baik yang beroperasi di Eropa, Asia atau Amerika termasuk Indonesia.

Covid juga sangat mempengaruhi pekerja di Industri penyiaran atau Industri pertelevisian, tempat penulis bekerja dulu di era 2000-2014.

Hari ini (9/1/2021) penulis mendapatkan whatsapp dari seorang teman “bro bisa ketemuan hari minggu atau hari senin, bisa? begitu katanya setengah berharap. Aku sampaikan tidak bisa karena perusahaan tempat saya bekerja sangat ketat memberlakukan wfh bagi karyawannya. Namun dia mengatakan, akan menghubungi melalui handphone dan menyampaikan sesuatu.
Benar saja. Dalam pembicaraan lewat telepon, teman saya tersebut meminta informasi pekerjaan karena perusahaanya tempat bekerja akan mem-PHK dirinya dan teman-teman lainnya. Penulis dan abun (sebut saja namanya demikian–red.) dahulu memang pernah sama-sama bekerja di Industri pertelevisian bermarkas di Jakarta Barat.

Beruntung kemudian, saya sudah tidak lagi bekerja disana karena telah mengundurkan diri sejak tahun 2013.

Abun menceritakan, perusahaan tempatnya bekerja dalam waktu dekat akan melakukan pensiun dini (jika tidak mau disebut PHK) terhadap sekitar 400 karyawan dalam tahap pertama. Jumlah yang sangat besar meski sebelumnya perusahaan tersebut telah “merumahkan” karyawan dan melakukan pemotongan gaji.

Hari ini , (9/1) penulis juga bertemu dengan seorang pekerja outsouching dibagian security di Bandung, pertemuan yang tidak disengaja karena penulis membeli barang yang dijualnya lewat update status _Whatsapp,_ lagi-lagi dia bercerita kondisi tempatnya bekerja sebagai tenaga _outsorching_ makin berat, apalagi dia mendengar ada tentang rencana penutupan kantor cabang karena terdampak Covid-19.

“Nggak tau boss, saya mau bekerja dimana lagi, kalo kantor sampe tutup, bingung saya,” katanya sambal berkaca-kaca.

Dua cerita kawan tersebut adalah salah satu contoh bahwa Covid-19 memang telah menghancurkan semangat, bahkan mungkin masadepan mereka.

Mungkin hal inilah yang harus dipikirkan bersama, tidak hanya pemerintah tapi juga semua elemen agar bahu-membahu agar dapak Covid-19 tidak terus meluas, apalagi berlangsung sangat lama.

Ada 3 (tiga) cara yang bisa dilakukan agar penyebaran Covid-19 bisa diredam, menurut penulis yang pertama meningkatkan kesadaran masyarakat terkait Covid-19 atau benar-benar memberlakukan _lockdown,_ meski dengan konsekwensi yang berat dan sulit dilakukan, yang ketiga adalah percepat vaksinasi massal.

Dampak PHK adalah sesuatu yang sangat berasa bagi pekerja karena tiba-tiba pendapatanya per bulan akan hilang, sementara anak dan istri butuh makan, belum lagi cicilan bulanan yang harus dilunasi, KPR misalnya.

Penulis jadi teringat, betapa jahatnya seseorang yang melakukan korupsi dana covid-19 dengan nilai triliun rupiah, sementara dua rekan saya harus kehilangan pekerjaan karena terdampak Covid-19, padahal penghasilan mereka sebagai pekerja, tidak begitu besar dan hanya bisa menutupi kebutuhan mereka sehari-hari saja.

Related

PORTONEWS EDISI CETAK JANUARI 2021

ADVERTISEMENT
  • Peta Situs
  • Tentang Kami
  • Alamat
  • Redaksi
  • Informasi Iklan dan Berlangganan
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Info Karir

Copyright © 2020 PORTONEWS

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Infrastruktur
    • Transportasi
  • Bisnis
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Oil & Chemical Spill
  • Migas & Minerba
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
  • Lingkungan Hidup
  • Profil
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video

Copyright © 2020 PORTONEWS

Translate »