Hirukpikuk dan isu menjelang peralihan blok rokan dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke Pertamina Rokan belum ada habisnya, berita dua hari lalu dan menjadi sempat menjadi headline di sejumlah media adalah pengangkatan Deputi Perencanaan SKK Migas, Jafee Suardin menjadi Direktur Utama Pertamina Blok Rokan.
Secara manajerial, langkah perombakan yang dilakukan top manajemen Pertamina Hulu Rokan melalui melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), adalah langkah yang credible dan constitutional company artinya langkah ini sesuai hukum dan tidak menyalahi aturan.
Jika kemudian ada pertentangan dan hirukpikuk penolakan, ini adalah dinamika yang semakin menarik di Pertamina Rokan yang akan mereka kelola pada bulan Agustus nanti. Secara professional pengangkatan Jafee Suardin menjadi Dirut Pertamina Rokan adalah langkah yang tepat karena selain berpengalaman selama lebih dari 10 tahun di Industri Migas nasional.
Dilingkungan SKK Migas, Jafee Suardin Dikenal sebagai Deputi Perencanaan yang mampu bekerja keras, prestasinya yang ditorehkan belum lama ini adalah, berperan dalam penemuan minyak di selat Madura Bersama Petronas Cagliari. Bahkan Direktur Energy Watch, Mamit Setiawan menyebut temuan ini adalah kabar baik industri migas domestik. “Penemuan ini dapat mendorong para kontraktor untuk lebih giat melakukan eksplorasi, “ kata Mamit.
Saat itu, Jafee mengatakan penemuan dengan lajur alir awal sekitar 2100 barel minyak per hari di selat Madura merupakan penemuan yang mengembirakan disaat produksi minyak Indonesia terus mengalami penurunan.
Nah, belajar dari penemuan minyak di selat madura tersebut, kita berharap agar Direktur Utama Pertamina Rokan yang baru, dapat bekerja keras keras tanpa terganggu oleh isu-isu yang tidak ada hubungnya dengan kenaikan Produksi minyak nasional, khususnya di Provinsi Riau.
Jafee biasa disapa Buyung ini, merupakan master tehnik kimia dari Texas A&M University. Dari tanganya diharapkan Pertamina Blok Rokan mampu berperan besar agar Produksi minyak Riau tidak terus mengalami penurunan, tentunya dengan melakukan eksplorasi dan menemukan kembali cadangan minyak baru, sehingga Riau kembali ke masa jayanya dengan Produksi 1 juta barel minyak per hari.
Menurut Penulis, ada 3 hal penting yang harus dilakukan Manajemen baru Pertamina Blok Rokan, yang pertama adalah menjaga Produksi minyak tidak merosot tajam saat peralihan, bahkan harusnya meningkat. Yang kedua adalah perlu adanya kerjasama dengan masyarakat Riau, dengan mengandeng tokoh agama, masyarakat dan pemerintah daerah agar tidak terjadi permasalah sosial yang baru.
Yang ketiga adalah pentingnya kerjasama media agar program-pogram kerja yang dilakukan dapat transparan dan akomondatif. Tentu tiga hal penting tersebut harus berjalan besama dengan SKK Migas sebagai regulator industri hulu minyak dan gas Indonesia.
Sinergi antara Buyung dan blok Rokan dengan peningkatan Produksi minyak, harus ngegass.. agar kontribusi pendapatan bagi negara dan bangsa terus bertambah menutup defisit APBN.
Selamat bekerja, mari bersama-sama kita tingkatkan kejayaan minyak Riau.