Kabupaten Samosir merupakan wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Toba Samosir, sesuai dengan UU RI Nomor 36 Tahun 2003. Terbentuknya Samosir sebagai kabupaten baru ini menjadi langkah awal untuk memulai percepatan pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera.
Berpenduduk 126.188 jiwa, pada tahun 2019, Kabupaten Samosir memiliki banyak potensi, khususnya di sektor pertanian dan pariwisata. Namun, saat pandemi virus corona (Covid-19) menghantam dunia, termasuk Indonesia, Kabupaten Samosir turut menerima imbas dari pandemi ini.
Anggota DPRD Kabupaten Samosir Batahan Siringo-ringo terbilang cukup memperhatikan kondisi yang sedang terjadi di wilayah kerjanya sepanjang pandemi Covid-19.
“Sebagai DPRD kami mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir agar dapat melakukan bantuan sosial tepat guna serta mengawasinya. Juga kami selalu menghimbau masyarakat tetap waspada serta selalu tertib melaksanakan protokol kesehatan 3M,” kata Batahan, kepada PORTONEWS, (19/1/2021).
Wakil rakyat untuk periode 2019-2024 itu, menambahkan, sektor yang sangat merasakan dampak dari pandemi ini adalah sektor pariwisata, dimana penghasilan mereka jatuh sampai titik nol.
Selama pandemi ini, Batahan mengakui, kondisi pariwisata di Samosir sangat buruk, karena semua obyek wisata ditutup dan secara otomatis tidak ada wisatawan yang datang. Namun, dengan melihat kondisi terbaru yang ada saat ini, perlahan obyek wisata kembali dibuka.
“Dalam masa new normal, DPRD mendorong dinas terkait agar dapat memulai aktivitas wisata dengan menerapkan protokol kesehatan, Juga membuka segala pintu masuk ke Samosir, baik melalui darat maupun melalui Danau Toba (kapal ferry), yaitu Sipinggan, Tomok, Simanindo, Onan Runggu dan Ambarita dengan menerapkan protokol kesehatan,” ungkap pria kelahiran Nainggolan, 8 April 1962 ini.
Upaya-upaya untuk mengatasi pandemi di Samosir lantas dijalankan dengan cara koordinasi antara DPRD dan Pemkab, terutama dalam hal bantuan sosial.
“Kami selalu berkoordinasi dengan Pemkab Samosir tentang distribusi bantuan sosial oleh pemerintah. Tak lupa, kami juga mengawasinya dan juga menghimbau untuk selalu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat,” ujar anggota Komisi III DPRD Kabupaten Samosir ini.
Di sisi lain, Batahan melihat bahwa warga Samosir haus di lingkungan mata air, atau dengan kata lain ingin berperan aktif membangun perekonomian Samosir.
“Saya melihat sangat banyak hal potensial yang dapat dikembangkan di Samosir dan belum maksimal dilaksanakan khususnya di sektor pertanian, wisata dan sektor Sumber Daya Manusia (SDM),” ucap pria yang juga menjadi dosen di Kopertis 3 ini.
Sikap dari masyarakat itulah yang membuat Batahan kagum. Tak heran bila dia sangat mengenal masyarakat Samosir yang punya karakter gigih, jujur, serta pintar dan selalu menjunjung tinggi kearifan lokal yaitu “Dalihan Na Tolu”, yang berarti mengatur hubungan sosial bermasyarakat dalam kesetaraan mengakibatkan rasa kebersamaan sangat tinggi sehingga nilai gotong royong tumbuh dengan baik di Samosir.
Banyak terjun langsung dan mendengar aspirasi masyarakat pada akhirnya membawa segudang pengalaman bagi Batahan. Terlebih lagi pria yang pernah menjabat sebagai General Manager di sebuah lembaga sertifikasi, inspeksi dan testing ini, adalah warga asli Samosir yang secara otomatis dekat dengan masyarakat.
“Pengalaman yang sangat menarik bagi saya dari masyarakat Samosir adalah sifat kritisnya sangat besar, sehingga dalam rangka meyakinkan mereka dalam pembangunan adalah sangat memerlukan waktu serta energi yang banyak,” tuturnya sambil tertawa.
Meski demikian, Batahan memiliki sebuah harapan besar untuk Kabupaten Samosir. Dia menginginkan Samosir bisa menjadi kabupaten yang mandiri, damai, aman, sejahtera dan bermartabat, serta menjadi tujuan utama wisata, baik nasional maupun mancamegara.
Sejauh perjalanan karirnya sebagai anggota DPRD, Batahan selalu mendapat dukungan dari keluarga, terutama istri dan anak-anaknya. Alhasil, dia dapat bekerja dengan baik.
“Disamping dari diri saya sendiri tentu saja dari keluarga khususnya istri dan anak-anak yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil, serta dari keluarga besar istri dan keluarga besar saya,” paparnya.
Di akhir pembicaraan, Batahan pun berpesan, bahwasannya hidup adalah kesempatan yang diberikan Tuhan kepada manusia.
“Oleh sebab itu, harus diisi dengan kebaikan, dengan kita menjadi garam dan terang dalam dunia. Jadilah agen perubahan!!!” tutupnya bersemangat.