Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada bulan Desember 2020. Hasilnya, TPK hotel di Indonesia mencapai rata-rata 40,79 persen.
Di tahun yang sama, penurunan sebesar 18,60 persen juga terjadi pada klasifikasi hotel bintang, jika dibandingkan dengan bulan Desember 2019 yang tercatat sebesar 59,39 persen. Bali menjadi wilayah dengan penurunan TPK terparah, yakni 19 persen.
Jatuh bangunnya industri perhotelan ini, mau tidak mau membuat pengusaha atau pihak manajemen hotel mencari banyak cara agar hotel yang dikelola bisa tetap ‘hidup’. Aston Priority Simatupang Hotel & Conference Center adalah salah satunya.
S. Aulia Masjhoerdin
General Manager (GM) Aston Priority Simatupang Hotel & Conference Center S. Aulia Masjhoerdin menjelaskan alasan mengapa hotel bintang empat ini mampu bertahan dalam kondisi pandemi Covid-19.
“Di dunia perhotelan ini pertama kita harus cari tahu kita punya revenuenya dari mana. Dengan situasi normal, revenue system itu sudah pasti dari corporate, government, online travel agent, MICE, wedding,” kata S. Aulia Masjhoerdin, (9/2/2021).
Lalu, kenapa revenuenya menciut? Menurut Aulia, sudah jelas kalau dilihat dari market Jakarta, corporate sudah pasti menurun. Bandara pun membatasi masuknya orang asing. Sementara, sebelum Covid-19 marketnya sudah pasti besar. Jadi, saat ini market yang bisa didapatkan adalah market lokal, salah satunya dari pemerintahan.
Masih menggaji Karyawan
“Alhamdulillah hotel Aston Simatupang masih cukup baik. Kami masih bisa membayar karyawan. Kalau mau dilihat revenue dalam kondisi normal kita 100 persen, mungkin sekarang 50 persen dari bisnis normal. Okupansi normal anggaplah 80 persen, Di sini rata-rata 40 persen, masih oke,” ucapnya.
Selain tingkat okupansi, Aston Priority Simatupang juga bertahan dengan membuat berbagai promo menarik. Diantaranya, membuka delivery makanan dari restoran mereka, memberikan diskon harga kamar jadi setengah dari harga normal, hingga membuat kebijakan menarik untuk acara pernikahan.
“Pandai-pandai kita menganalisa market. Dalam kondisi begini bagaimana tetap bisa survive, daripada hotel tutup. Tapi sampai sejauh ini hotel masih bagus, tidak mengalami kerugian,” ujar Aulia.
Hotel untuk Bisnis
Dia menambahkan, Aston Priority Simatupang merupakan business hotel. Oleh sebab itu, setiap hari kerja (Senin-Jumat), hotel ini pasti untuk bisnis. Sedangkan di akhir pekan, pihak manajemen berpikir untuk menyemarakkan acara pernikahan dan ternyata laris manis.
Berbagai kegiatan yang dilakukan didalam area hotel, Aston Priority Simatupang selalu mendukung kebijakan pemerintah dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal ini nampak sebelum memasuki lobi hotel, terdapat wastafel lengkap dengan sabun cuci tangan, tisu, dan hand sanitizer, yang bisa digunakan oleh pengunjung.
Protokol Kesehatan
Setelah itu, security akan memeriksa suhu tubuh, memeriksa barang bawaan, kemudian pengunjung dipersilakan masuk. Saat di dalam hotel, pengunjung bisa mendengar audio berupa pemberitahuan untuk memakai masker, bahkan petugas hotel juga tetap mengingatkan para pengunjung jika ada dari mereka yang lupa mengenakan masker.
Lalu, fasilitas lift juga didesain menjadi touchless. Petugas hotel juga menyemprotkan disinfektan ke seluruh kamar, sebelum digunakan oleh pengunjung. Termasuk untuk perlengkapan makan direstoran yang juga disterilkan.
“Saya rasa di sini sudah bagus, protokol kesehatan sangat penting. Tamu sudah mau masuk ke sini kalau merasa aman. Kita harus mengerti apa itu hotelier, sudah pasti punya satu prinsip bagaimana kita bisa menyenangkan si tamu supaya dia tidak komplain.
Berarti servis dan fasilitas harus bagus. tapi dengan kondisi sekarang ada peningkatan lebih, yakni protokol new normal. Itu penerapan yang utama, setelah itu servis. Soalnya kalau dari awal sudah tidak nyaman, orang tidak mau masuk. Pas masuk, sudah percaya, baru servisnya kita tingkatkan, kita layani dengan baik,” tambahnya.
Karyawan Rutin Rapid Test
Aulia mengungkapkan, untuk lebih meyakinkan para pengunjung, pihak manajemen melakukan kebijakan yaitu rutin melakukan rapid test dan menjaga imunitas kepada para karyawan hotel.
“Saya juga sampaikan ke HRD agar menjaga imunitas bagi karyawan, kita memberikan vitamin, jahe untuk diminum karyawan. Biasanya saya mengadakan morning briefing di office, tapi saya adakan di area teras kolam renang jadi bisa dapat vitamin D dari sinar matahari,” papar Aulia.
Dari penerapan protokol kesehatan yang ketat, Aston Priority Simatupang sangat peduli dengan para karyawannya. Sebagai seorang GM yang sudah lima tahun bergabung dengan hotel tersebut, Aulia sama sekali tidak merumahkan karyawan-karyawannya.
Mempertahankan Karyawan
“Saya sih lebih mendukung karyawan tidak dikurangi, karena ini bukan mereka yang salah. Mereka juga ada tanggungjawab untuk menghidupkan keluarga mereka. Masa mereka lagi susah seperti ini, mau kita tambahkan susah? Saya anti sekali dengan masalah itu. Jadi, bagaimana hotel ini tetap bisa beroperasi dan karyawan tetap kita dukung,” tegasnya.
Bagi Aulia, mencari karyawan untuk bekerjasama itu susah. Dia adalah orang yang percaya jika seseorang ingin sukses, siapapun di bawah dia harus satu visi satu misi.
“Kalau kinerjanya di sini sudah bagus ya bagaimana kita bisa pertahankan mereka agar mereka tetap di sini. Kalau nanti kondisi sudah membaik, andaikata kita melepaskan mereka, kita harus cari lagi karyawan baru dan belum tentu visi misinya sama. Saya melihat dari sisi saya harus dukung mereka.
Kenapa? karena mereka sudah benar-benar fighting untuk hotel ini bisa bagus. kita sebagai manajemen juga fighting supaya mereka tetap bisa diberikan pekerjaan,” tutupnya, sambil berharap pandemi ini lekas berlalu.