• Latest
Penggunaan Lahan Berkelanjutan di Pedesaan

Penggunaan Lahan Berkelanjutan di Pedesaan

Bengkel Enduro Express jadi Bengkel Unit Produksi SMK Negeri 2 Palembang

Bengkel Enduro Express jadi Bengkel Unit Produksi SMK Negeri 2 Palembang

Unik, Lois Jeans Luncurkan Jaket Tenun Denim

Unik, Lois Jeans Luncurkan Jaket Tenun Denim

Bersama Berantas Impor Pakaian Bekas Ilegal 

Bersama Berantas Impor Pakaian Bekas Ilegal 

Topang Daya Saing Industri Otomotif Melalui SDM Inovatif

Topang Daya Saing Industri Otomotif Melalui SDM Inovatif

Rencana KCI Impor Kereta Bekas Dipertanyakan

Rencana KCI Impor Kereta Bekas Dipertanyakan

Bantuan Ribuan Ton Beras Atasi Krisis NTT

Bantuan Ribuan Ton Beras Atasi Krisis NTT

KPK Geruduk Gedung Kantor Ditjen Minerba

KPK Geruduk Gedung Kantor Ditjen Minerba

“Jeggboy & Girl”, Solusi Belanja Mudah dan Berkualitas

“Jeggboy & Girl”, Solusi Belanja Mudah dan Berkualitas

MA Tolak Kasasi Gugatan Hak Cipta Tabungan Emas

MA Tolak Kasasi Gugatan Hak Cipta Tabungan Emas

Ini Kompetensi Laboratorium LEMIGAS

Ini Kompetensi Laboratorium LEMIGAS

Sebanyak 1.600 Ton Beras Bantuan Diangkut Kapal ke NTT

Sebanyak 1.600 Ton Beras Bantuan Diangkut Kapal ke NTT

Harita Nickel Tolak Tudingan Jatam Rusak Lingkungan di Pulau Obi

Harita Nickel Tolak Tudingan Jatam Rusak Lingkungan di Pulau Obi

PORTONEWS
Advertisement
  • Home
  • Ekbis
    • Keuangan
      • Keuangan dan Portfolio
    • Perdagangan dan Jasa
    • Infrastruktur
    • Transportasi
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Energi
    • Migas & Minerba
    • EBTKE
    • Ketenagalistrikan
    • Dewan Energi
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
      • Daerah
      • Pendidikan
    • Fakta Sejarah
    • Event
    • Olahraga
  • Lingkungan Hidup
    • Oil & Chemical Spill
    • CSR
  • Politik & Hukum
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan & Keselamatan Kerja
    • Potret
    • Hiburan
    • Profil
    • Komunitas
    • Digital
    • Otomotif
  • Kementerian
    • Agama
    • Perhubungan
    • Kemaritiman
    • Hukum dan Hak Asasi Manusia.
    • Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
    • Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
    • Pertanian
    • Dalam Negeri
  • Opini
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekbis
    • Keuangan
      • Keuangan dan Portfolio
    • Perdagangan dan Jasa
    • Infrastruktur
    • Transportasi
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Energi
    • Migas & Minerba
    • EBTKE
    • Ketenagalistrikan
    • Dewan Energi
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
      • Daerah
      • Pendidikan
    • Fakta Sejarah
    • Event
    • Olahraga
  • Lingkungan Hidup
    • Oil & Chemical Spill
    • CSR
  • Politik & Hukum
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan & Keselamatan Kerja
    • Potret
    • Hiburan
    • Profil
    • Komunitas
    • Digital
    • Otomotif
  • Kementerian
    • Agama
    • Perhubungan
    • Kemaritiman
    • Hukum dan Hak Asasi Manusia.
    • Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
    • Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
    • Pertanian
    • Dalam Negeri
  • Opini
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video
No Result
View All Result
PORTONEWS
No Result
View All Result
Home Peristiwa Nasional

Penggunaan Lahan Berkelanjutan di Pedesaan

Penggunaan IDM+ untuk mengukur indikator pembangunan berkelanjutan di desa harus digunakan secara fleksibel.

by Ratih Kusumawanti
Senin, 28 Desember 2020 13:43
Penggunaan Lahan Berkelanjutan di Pedesaan
Post Views: 31,703

Jakarta, Portonews.com-Lembaga advokasi internasional dengan keahlian di bidang keuangan dan kebijakan public, Climate Policy Initiative (CPI), merekomendasikan sebuah indeks penggunaan lahan berkelanjutan yang dikembangkan dari indeks pembangunan desa sebelumnya, dengan sebutan Indeks Desa Membangun Plus (IDM+).

Reformasi indeks pembangunan desa ini diharapkan dapat digunakan oleh desa di seluruh Indonesia untuk memperhitungkan indikator pembangunan berkelanjutan yang lebih baik, meskipun memiliki karakteristik sumber daya alam yang berbeda.

Selain itu, IDM+ juga dapat menjadi dasar bagi penggunaan instrumen-instrumen transfer fiskal yang baru demi mendorong desadesa di Indonesia mencapai tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Kenyataannya, desa-desa di Indonesia belum memprioritaskan program penggunaan lahan berkelanjutan, bahkan di daerah-daerah yang sebenarnya sangat berkomitmen untuk mempercepat pembangunan hijau,” kata Tiza Mafira, Associate Director CPI Indonesia, dalam keterangan resmi yang diterima PORTONEWS, (28/12/2020).

Setidaknya ada tiga hal yang mendasari rekomendasi CPI tentang penggunaan IDM+ untuk indikator pembangunan pedesaan di Indonesia yang berkelanjutan. Pertama, indikator pembangunan dan alat evaluasi yang sudah ada selama ini tidak memadai untuk menyelaraskan tujuan-tujuan kelestarian lingkungan ke tingkat desa.

“Indikator evaluasi yang dibuat pemerintah pusat untuk diterapkan di desa tidak dapat mengukur kinerja lingkungan desa secara holistik, karena lebih menitikberatkan kepada pengukuran aspek sosial ekonomi dan ketahanan bencana. Sedangkan ada aspek-aspek kualitas lingkungan yang tidak ada, misalnya terkait ketahanan pangan dan energi terbarukan,” lanjutnya.

Kedua, belum ada mekanisme evaluasi indikator lingkungan yang berujung pada insentif fiskal bagi yang berkinerja baik. “Dalam beberapa tahun belakangan sudah mulai muncul kebijakan transfer fiskal berbasis ekologi. Sudah saatnya desa juga dilibatkan dalam skema ini. Desa akan lebih bersemangat mencapai kinerja berwawasan lingkungan ketika berpeluang memperoleh penghargaan fiskal,” lanjut Tiza.

“Ketiga, mekanisme transfer fiskal baru perlu didasarkan pada indikator ekologi yang dapat diterapkan secara universal di semua daerah, namun tanpa disrupsi birokrasi. Desa di Indonesia sangat beragam, mencerminkan berbagai kondisi ekonomi, sumber daya dan topografi. Oleh karena itu, penerapan mekanisme transfer fiskal ekologis baru membutuhkan indikator ekologi yang dapat diterapkan di semua wilayah.

“Transfer fiskal yang berkeadilan berdasarkan indikator ekologi harus mampu menyerap perbedaan sumber daya alam, topografi, cuaca, kondisi hutan atau wilayah laut, dan kegiatan pertanian,” kata Tiza Mafira. Penggunaan IDM+ untuk mengukur indikator pembangunan berkelanjutan di desa harus digunakan secara fleksibel.

Indikatornya harus cukup luas agar relevan untuk diterapkan di seluruh desa di Indonesia. Kemudian, harus dapat disesuaikan dengan lokasi tertentu dan mampu memanfaatkan proses birokrasi yang ada.

Share this:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Terkait

Marhaban Ya Ramadhan
Edisi Terakhir Portonews

LEBIH MUDAH DENGAN APLIKASI PORTONEWS :

  • Peta Situs
  • Tentang Kami
  • Alamat
  • Redaksi
  • Informasi Iklan dan Berlangganan
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Info Karir

Copyright © 2023 PORTONEWS

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekbis
    • Keuangan
      • Keuangan dan Portfolio
    • Perdagangan dan Jasa
    • Infrastruktur
    • Transportasi
    • Pernik
    • Digital
    • Pariwisata
  • Energi
    • Migas & Minerba
    • EBTKE
    • Ketenagalistrikan
    • Dewan Energi
  • Peristiwa
    • Internasional
    • Nasional
      • Daerah
      • Pendidikan
    • Fakta Sejarah
    • Event
    • Olahraga
  • Lingkungan Hidup
    • Oil & Chemical Spill
    • CSR
  • Politik & Hukum
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan & Keselamatan Kerja
    • Potret
    • Hiburan
    • Profil
    • Komunitas
    • Digital
    • Otomotif
  • Kementerian
    • Agama
    • Perhubungan
    • Kemaritiman
    • Hukum dan Hak Asasi Manusia.
    • Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
    • Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
    • Pertanian
    • Dalam Negeri
  • Opini
  • Galeri
    • Galeri Foto
    • Galeri Video

Copyright © 2023 PORTONEWS

1
Translate »
%d blogger menyukai ini: