Jakarta, Portonews.com-Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih belum dimanfaatkan secara maksimal, hingga akhir tahun 2019 pencapaian target energi terbarukan dalam bauran energi baru mencapai 9,15 persen. Untuk itu, diperlukan percepatan penggunaan energi terbarukan di Indonesia dalam upaya mengantisipasi krisis ekonomi dan energi yang akan datang.
Padahal pemanfaatan energi terbarukan dapat mempercepat investasi untuk pemulihan ekonomi yang mengutamakan pembangunan berkelanjutan di sektor energi.
“Pemanfaatan energi terbarukan masih dirasa perlu disebarluaskan secara komprehensif dan intensif kepada masyarakat, perguruan tinggi, mahasiswa, industri dan perusahaan, lembaga penelitian, parlemen, pemerintah daerah dan media. Untuk itu, Indonesia EBTKE ConEx 2020 sebagai ajang tahunan kembali hadir. Kami bersama para pemangku kepentingan dengan dukungan penuh dari Menteri ESDM dan jajarannya khususnya Direktorat Jenderal EBTKE mengajak untuk berkumpul dan memanfaatkan forum ini bersama-sama dengan menghadirkan berbagai inovasi di bidang energi dan khususnya energi terbarukan, saling bertukar informasi, belajar serta mensosialisasikan berbagai kemajuan,” ujar Surya Darma, Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI).
Pada pembukaan The 9th Indonesia EBTKE Virtual Conference and Exhibition 2020, (23/11/2020), Menteri ESDM, Arifin Tasrif menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah sedang berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan dan konservasi energi. Pemerintah sedang menyiapkan berbagai perangkat pendukung khususnya Peraturan Presiden tentang Harga Energi Terbarukan untuk meningkatkan daya tarik investasi energi terbarukan.
Arifin menambahkan, sesuai dengan Kebijakan Energi Terbarukan (KEN) dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), bahwa pada tahun 2025 energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional ditargetkan mencapai 23 persen dan diharapkan terus meningkat menjadi 31 persen pada tahun 2050.
Pemerintah saat ini sedang menyusun Grand Strategi Energi Nasional untuk menjamin ketersediaan energi yang cukup, dengan kualitas yang baik, harga yang terjangkau dan ramah lingkungan. Pelaksanaan Grand Strategi Energi Nasional juga mempertimbangkan kondisi pengembangan energi nasional saat ini, dengan memperhatikan sumber EBT yang tersedia, dan menyesuaikan dengan tren ekonomi EBT.
“Untuk itu saya mengajak para peneliti, pakar, institusi finansial, akademisi, pemangku kepentingan dan pelaku usaha untuk dapat memanfaatkan forum ini sebagai media diseminasi dan promosi energi baru terbarukan. Saya juga mengucapkan terima kasih atas proyek-proyek subsektor EBTKE yang telah ditandatangani, serta negara-negara yang telah mendukung pengembangan EBTKE dan penyelenggaraan Indonesia EBTKE Conference and Exhibition 2020,” ucap Menteri ESDM.