Madrid,Portonews.com-Spanyol mulai melonggarkan lockdown secara bertahap. Sekarang muncul lagi debat tentang sistem jaminan sosial Spanyol yang dianggap buruk dan tertinggal jauh dari standar Jerman atau Swiss.
Dilansir dari DW.com,disebutkan defisit angaran Spanyol terus membengkak, setelah pemerintah terpaksa menggulirkan berbagai program bantuan menanggulangi krisis corona. Lembaga tangki pemikir Funcas memperkirakan, Spanyol tahun ini saja harus membuat utang baru sampai 100 miliar euro.
Setelah behasil keluar dari krisis ekonomi 2008, Spanyol sebenarnya telah melakukan langkah-langkah pembenahan. Terutama angka korupsi berhasil ditekan, juga dengan bantuan kampanye dan pemberitaan gencar di media.
Yang tetap jadi masalah adalah besarnya sektor ekonomi informal: Para pemilik rumah yang menyewakan rumahnya di bawah tangan, jutaan pekerja dan orang-orang yang membuka usaha tanpa dokumen resmi, dan dengan demikian tidak membayar pajak apa-apa. Setiap tahun diperkirakan 20 sampai 30 persen PDB tidak terdaftar pada otoritas pajak Spanyol.
Bagi para pekerja dan wiraswasta kecil sektor informal, krisis corona adalah bencana buruk. Karena tidak terdaftar, mereka juga tidak punya akses terhadap berbagai program bantuan sosial dari pemerintah, baik yang diberikan langsung kepada keluarga yang kekurangan, maupun kepada pekerja dan pengusaha kecil yang kehilangan pendapatan karena Covid-19.
Wakil Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Luis de Guindos, sekarang mengusulkan pembayaran tunai langsung kepada semua orang, konsep yang sering didiskusikan dengan sebutan “penghasilan dasar”. Yang dimaksud adalah, setiap warga berhak memiliki jaminan penghasilan minimum setiap bulan. Artinya, mereka yang tidak punya pendapatan atau penghasilan, akan mendapat uang itu dari negara.
Profesor ekonomi Javier Morillas dari Madrid juga mengusulkan hal serupa, namun menuntut aturan yang lebih jelas. Dia juga meminta pemerintah agar memusatkan seluruh perhatian untuk mendukung dan mengaktifkan kembali ekonomi.
Ini berarti, Spanyol sekarang hanya mengejar ketinggalan. Negara-negara seperti Prancis dan Jerman telah memiliki jaminan dasar untuk (warga) yang termiskin dan terlemah, sudah sejak berabad-abad,” kata Miguel Otero dari lembaga tangki pemikir Real Instituto Elcano di Madrid.
“Bagi banyak orang, jumlah itu tidak cukup untuk hidup,” katanya menyinggung besaran dana 440 euro yang disebut-sebut di media. Dan jika situasi ekonomi tidak lekas pulih, negara juga tidak punya uang untuk membantu orang-orang yang tidak mampu, kata Miguel Otero menambahkan.
“Selama berbulan-bulan, kita tidak akan memiliki pariwisata normal di negara kita, yang biasanya didatangi 84 juta wisatawan asing per tahun. Kita sudah beruntung jika 8 juta saja yang datang tahun ini,” pungkasnya