Jakarta,Portonews.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan di tengah pandemi Covid-19 ini,ada unplanned shutdown (penghentian sementara) kegiatan operasi di Pertamina Hulu Offshore South East Sumatera (OSES).
Ada kejadian kebocoran kecil di subsea pipeline di PHE OSES menyebabkan SKK Migas memerintahkan sumur dimatikan.
“Ada beberapa unplanned shutdown seperti bocor kecil di subsea pipeline di PHE OSES, beberapa sumur kita matikan.Nggak ada minyak tumpah,namun sumur kita stop,” kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno kepada Portonews,Selasa (26/5/2020) di Jakarta.
Berdasarkan informasi yang Portonews dapatkan, kejadian di PHE OSES pada 8 Mei 2020, terjadi bubbles pada pipa 16 inchi. Kemudian pada 12 Mei 2020, terjadi leaking di pipa 16 inchi riser outgoing WIDH-WIDC. Semua masih dalam proses perbaikan. Lanjut pada 16 Mei terjadi permasalahan di kabel PABL-Ramp 1 dan Ramp 2, partial blackout di empat platform. Kesemuanya dalam proses perbaikan.
Blok South East Sumatera (SES) masuk dalam jajaran lima besar blok yang menyumbang lifting minyak nasional tahun ini. Tahun ini lifting migas di APBN 2019 dipatok sebesar 2.025 ribu boepd. Blok SES resmi beralih ke Pertamina terhitung sejak pukul 00.00 WIB, Kamis (6/9/2018). Wilayah Kerja ini dioperasikan PHE Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES). Sebelumnya, blok ini dikelola perusahaan asal Tiongkok, CNOOC SES Ltd. PHE OSES menggunakan skema kontrak gross split di blok ini. Dalam kontrak baru ini, PHE OSES mendapatkan bagi hasil sebesar 68,5 persen untuk produksi minyak dan 73,5 persen gas bumi. Bagian tersebut sudah mengacu Peraturan Menteri ESDM No. 52 tahun 2017.