Turki, Portonews.com – Pemerintah Turki mengklaim bahwa sampel kit untuk pengujian cepat Virus Corona (Covid-19) buatan China tidak memberikan hasil yang akurat. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu Pejabat Turki.
“Kami telah menerima beberapa sampel dari perusahaan. Kami tidak menemukannya Iayak dan memesan beberapa model kit pengujian Iain dari perusahaan China yang terpisah,” terang seorang pejabat Turki, sebagaimana dikutip Middle East Eye, (29/03).
Pejabat tersebut, tidak mengatakan berapa banyak alat uji yang berguna. Akan tetapi, Ia hanya menggarisbawahi bahwa alat itu belum digunakan terhadap masyarakat luas.
Berita itu muncul ketika pada hari Kamis (26/03), Spanyol mengungkapkan bahwa mereka telah menarik 9.000 kit buatan China setelah menyadari bahwa alat uji itu hanya memiliki akurasi 30 persen. Outlet media Ceko juga melaporkan bahwa hingga 80 persen dari 150.000 tes cepat portabel yang dikirim China ke republik tersebut awal buIan ini salah.
Pejabat Spanyol mengatakan kepada media Spanyol, bahwa alat uji juga diproduksi oleh perusahaan yang sama yang memasok untuk pemerintah Turki.
“Saya tidak dapat mengkonfnrmasi apakah yang kami terima sama dengan yang ada di Spanyol,” terang pejabat Turki.
Menurut, Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca, kemudian mengkonflrmasi pada hari Jumat (27/03), bahwa Turki telah mencoba beberapa tes antigen cepat dari China, tetapi pihak berwenang tidak senang tentang alat itu.
Koca mengatakan bahwa Turki telah menerima alat uji yang berbeda dan Iayak berdasarkan antibodi dari China. “Kami memiliki 350.000 di antaranya sekarang,” paparnya.
Sementara itu, salah satu anggota dewan ilmu khusus Kementerian Kesehatan Turki tentang Virus Corona mengatakan bahwa kumpulan alat uji itu hanya akurat 30 hingga 35 persen.
“Kami telah mencobanya, alat itu tidak berhasil. Spanyol telah membuat kesalahan dengan menggunakannya,” jelas profesor Area Kara.
Kara mengatakan Turki adalah salah satu dari tiga negara yang dapat menghasilkan tes reaksi berantai polimerase atau Polymerase Chain Reaction (PCR) mereka sendiri yang dapat memberikan hasil dalam enam jam.
Kasus Covid-19 di Turki Meningkat
Pada Jumat waktu setempat, Turki mengumumkan terdapat 16 kematian baru dari Virus Corona ini, sehingga jumlah keseluruhan menjadi 92 jiwa.
Koca mengatakan jumlah total positif terpapar Virus Corona yang telah dikonfirmasi sebanyak 5.698, setelah 7.533 tes dilakukan pada hari sebelumnya.
Lebih jauh ia mengatakan, Dewan Sains Khusus menyarankan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk Iebih meningkatkan Iangkah-langkah di negara itu dengan menempatkan kota-kota dalam isolasi karena jumlah pasien di negara itu telah meningkat 50 persen dalam satu hari.
Sementara itu, sekitar 1.500 orang asing terutama dari Aljazair dibawa ke asrama di Turki utara setelah terkatung-katung di bandara Istanbul karena pandemi tersebut.
Operator Bandara Istanbul IGA mengatakan pada Selasa (24/03), Pemerintah Turki telah mencoba membujuk Pemerintah Aljazair untuk memberikan hak pendaratan untuk penerbangan yang terkena dampak. Akan tetapi, Aljazair telah menangguhkan penerbangan sejak 19 Maret silam.
Sejak virus itu mencapai Turki, pemerintah telah mengeluarkan serangkaian langkah-langkah yang bertujuan untuk menghentikan penyebarannya. Diantaranya dengan menutup sekolah, universitas, kafe, doa kongres, menunda acara olahraga tanpa batas waktu dan menangguhkan penerbangan ke banyak negara.
Saat dikonfirmasi, Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, mengumumkan bahwa toko kelontong dan supermarket akan dibatasi jam operasionalnya antara pukul 09:00 dan 21:00 waktu setempat, dengan maksimum satu pelanggan untuk setiap 10 meter persegi ruang toko.
Selain itu, Pemerintah Turki juga telah memerintahkan mereka yang berusia 65 tahun ke atas dan yang menderita penyakit kronis untuk tetap tinggal di rumah. Kemudian, sebagian besar ruang publik ditutup untuk sementara waktu.
Suleyman mengatakan, pada Jumat (27/03) lalu, perjalanan bus antar kota dibatasi mulai tengah malam, sementara itu taman, hutan dan pantai akan ditutup pada akhir pekan untuk meminimalkan penularan Virus Corona ini.