Paris,Portonews.com-Organisasi hak asasi dan kebebasan pers Reporters Sans Frontieres (RSF) yang bermarkas di Paris, Prancis, mengatakan,pandemi virus corona makin memperburuk situasi kebebasan pers.
Pandemi virus corona memperburuk kondisi kebebasan pers di seluruh dunia. Terutama negara-negara otoriter menekan pemberitaan tentang Covid-19, kata RSF dalam laporan tahunannya.
Hal itu disampaikan RSF hari Selasa (21/04) ketika merilis laporan tahunan indeks kebebasan pers “2020 World Press Freedom Index”,seperti dikutip dari DW.com.
Wabah corona mendorong beberapa rezim untuk memanfaatkan situasi di mana orang-orang sedang menderita dan mobilisasi sedang melemah “untuk memaksakan langkah-langkah yang tidak mungkin diadopsi pada waktu normal,” kata Sekretaris Jenderal RSF Christophe Deloire kepada kantor berita Prancis, AFP.
Di peringkat kebebasan pers 2020, negara-negara Skandinavia tetap menduduki peringkat teratas, dengan Norwegia di peringkat pertama, Finlandia di peringkat dua, diikuti oleh Denmark dan Swedia. Empat peringkat terbawah dari 180 negara ditempati oleh Cina, Eritrea, Turkmenistan dan Korea Utara.
RSF menuduh Cina dan Iran – masing-masing di posisi 177 dan 173 – telah melakukan sensor pemberitaan dan data-data wabah corona. Cina telah “mempertahankan sistem kendali informasi, yang dampak negatifnya bagi seluruh dunia telah terlihat selama krisis virus corona,” kata RSF.