Jakarta, Portonews.com – PT Medco Energi Internasional Tbk, mengumumkan laporan keuangan konsolidasi yang telah diaudit pada Desember 2019.
“Kinerja tahun lalu didominasi oleh keberhasilan akuisisi Ophir Energy plc. Namun, untuk Tahun 2020, hal utama yang akan diingat adalah penyebaran global Covid-19 dan jatuhnya harga minyak. Respons cepat yang MedcoEnergi lakukan dalam menghadapi tantangan baru ini adalah penerapan protokol ketat untuk memastikan kesejahteraan pekerja kami, serta penangguhan dan efisiensi pengeluaran sebesar lebih dari US$200 juta untuk menjaga kas dan mendukung neraca Perusahaan,” jelas CEO Medco Energi Internasional, Roberto Lorato, kepada media, Kamis (21/05).
Ia menjelaskan, ikhtisar keuangan perusahaan, untuk penawaran hak memesan efek di 2020, saat ini akan diajukan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) pada Juni mendatang.
Pihaknya membukukan pendapatan sebelum pajak (EBITDA) US$660 juta, Laba Kotor US$592 juta dengan EBITDA Pro forma Ophir sebesar US$802 juta,” katanya.
Roberto menambahkan, akuisisi Ophir secara langsung menambah EBITDA tujuh bulan sebesar US$131 juta setelah dikurangi dengan biaya akuisisi tak berulang sebesar US$35 juta dan biaya integrasi US$10 juta. Pro forma Ophir EBITDA adalah US$238 juta. Sinergi tahunan yang berulang dari akuisisi ini akan di atas US$50 juta.
Sementara, perusahaan membukukan rugi bersih sebesar US$27 juta (Rugi Bersih 2018 US$51 juta). Di mana laba bersih dari segmen minyak dan gas dan kelistrikan diimbangi dengan rugi yang lebih besar di Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sebesar US$49 juta.
Untuk belanja modal, pihaknya menganggarkan sebesar US$313 juta, pro forma US$356 juta, sesuai dengan panduan. Termasuk di dalamnya menyelesaikan penjualan beberapa aset non-inti, termasuk Tunisia, Mexico Block 5, melaksanakan monetisasi pinjaman pemegang saham AMNT dan diikuti dengan dilusi lanjutan kepemilikan di AMNT pada 2019 dan 2020.
“Likuiditas tetap kuat dengan kas dan setara kas sebesar US$596 juta, dengan dana pembayaran obligasi rupiah yang akan jatuh tempo untuk tahun 2020 dan 2021 sudah tersedia di escrow,” jelasnya.
Peringkat kredit baru-baru ini ditetapkan kembali di level B+ dari Fitch, B+ dari Standard & Poor, B1 dari Moody’s dan A+ dari Pefindo. Lalu, Rasio Hutang Bersih terhadap EBITDA1 adalah 3,4x, pro forma 2,8x dan di bawah target Hutang Bersih terhadap EBITDA1 3,0x. Hutang Bruto1 adalah US$2,5 miliar.
Selain itu, terkait ikhtisar operasional, produksi minyak dan gas 103 mboepd, 115 mboepd proforma Ophir. Dikatakan olehnya, biaya tunai per unit US$9,3 per boe, lebih rendah dari acuan Perusahaan.
Pihaknya saat ini tengah menyelesaikan pengembangan baru di Bualuang, Thailand dan Temelat, Sumatera Selatan dan pengembangan sub-sea Buntal-5, Blok B Natuna Selatan, serta kemajuan pengembangan gas Meliwis di Jawa.
Project di Indonesia
Presiden Direktur Medco Energi, Hilmi Panigoro, menerangkan, di bagian Timur Indonesia telah mencapai 90 persen pada Mei 2020 dan first-gas diperkirakan sesuai target pada pertengahan tahun.
Kemudian pihaknya telah menyelesaikan dengan sukses pengeboran sumur eksplorasi Bronang-2 di Blok B, Natuna Selatan. Lalu, Medco Power menghasilkan penjualan listrik 2.600 GWh, turun 4 persen Year on Year (YOY), karena adanya pemeliharaan tidak terjadwal di Sarulla Geothermal, Sumatera Utara.
“Kemajuan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Combined Cycle Riau 275MW mencapai 76 persen, dan sesuai target untuk beroperasi pada 2021. selain itu, Medco Power telah menandatangani dua kontrak Operasi & Pemeliharaan baru dengan PLN di Sulut-1, Sulawesi Utara dan Timor-1, Nusa Tenggara Timur,” katanya.
Ia menambahkan, Medco Power juga memenangkan tender untuk membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga Surya (PV) dengan kapasitas 2x25MWp di Bali, sementara fasilitas PV dengan kapasitas 26MWp di Sumbawa sudah memulai konstruksi.
“Produksi AMNT dari stockpile adalah 130,3 Mlbs tembaga dan 56 Koz emas. AMNT terus melanjutkan pengembangan fase 7 dengan produksi pertama pada pertengahan 2020,” imbuhnya.
“Saya bangga, memasuki usianya ke-40, Perusahaan mengukuhkan kekuatannya menyelesaikan proyek pengembangan Blok A, Aceh dan akuisisi Ophir Energy, sehingga menempatkan MedcoEnergi sebagai perusahaan energi dan sumber daya alam terkemuka di Asia Tenggara,” jelasnya.
Saat ini, dunia sedang menghadapi masa yang penuh tantangan salah satunya Virus Corona. “Untuk itu, MedcoEnergi akan terus melakukan apa yang selalu dilakukannya, yaitu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dan terus menghasilkan energi yang aman dan terjangkau bagi negara-negara dimana kami beroperasi,” tandasnya.