Jakarta, Portonews.com – Memanfaatkan internet dan mengubah pola pikir menjadi salah satu upaya untuk lebih memajukan masyarakat Madura. Demikian diungkapkan oleh M. Rodlin Billah, peneliti bidang optika di salah satu Universitas ternama di Jerman pada Webinar bertajuk “Pemuda Milenial Madura, Jumat (3/7/2020).
Salah satu contoh konkrit pemanfaatan internet, lanjut Rodlin, telah dilakukan oleh Bupati Banyuwangi yang mampu mengubah wajah dan tatanan baru warganya. Dengan slogan,’ Dari Kota Santet Jadi Kota Internet,’ Bupati Azwar Anas membawa warganya ke arah perubahan yang lebih baik. “Inilah karakter baru dunia digital yang juga bisa diterapkan di Madura,” kata alumnus bidang teknik ITS ini.
Strategi lainnya, ungkap pemuda asal Bangkalan Madura ini adalah dengan mengubah paradigma berpikir bahwa bidang keilmuan pertanian, kepariwisataan itu sama baiknya dengan pendidikan teknik dan kedokteran. Kendati demikian, tetap dibutuhkan dukungan pemerintah untuk pengembangan pendidikan formal dan formal.
Sementara itu, Uswatun Hasanah, pengusaha batik, mampu membawa batik Madura go international. “Kita sudah bisa ekspansi ke Washington DC, Jepang, Singapura, dan Landon,” kata Uswatun.
Corak batik yang dikembangkannya adalah go green. Pengembangan batik yang ramah lingkungan.
“Kita mengambil limbah dari jamu. Limbah jamu bisa dimanfaatkan sebagai pewarna. Warna green permintaan dari Jepang,” ungkap Uswatun. Diakuinya, warna dari hasil limbah jamu memang tidak sepekat pewarna syntetik.
Lebih jauh Uswatun mengungkapkan bahwa dirinya melakukan dokumentasi batik dari karya-karya leluhur, yang ribuan. “Karena itu perlu dikumpulkan dan didokumentasikan. Yang saya lukukan mengoleksi karya-karya kreatif dari jaman dulu hingga kini,” ungkapnya.