Jakarta, Portonews.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau akrab disapa Bamsoet menyatakan bahwa belum meratanya keadilan dan pembangunan ekonomi hingga bisa dinikmati kalangan pekerja lapisan bawah, menjadi salah satu penyebab maraknya ideologi transnasional tumbuh di Indonesia.
“Ditandai dengan maraknya radikalisme dan ekstrimisme serta masifnya warga negara Indonesia yang menjadi korban jihad fiktif mengatasnamakan agama hingga mau berangkat perang membela organisasi teroris internasional seperti ISIS,” kata Bamsoet dalam keterangan persnya, Kamis (13/2/2020). Hal tersebut menunjukkan bahwa keadilan sosial, khususnya di ruang ekonomi, belum terdistribusi secara merata.
“Jika negara mampu memasuki setiap dinding lapisan jiwa warganya, rasanya tak mungkin ada warga negara berpaling dari negeri yang subur tanahnya laksana surga ini. Selain dibutuhkan komitmen negara untuk mensejahterakan dan memakmurkan setiap warga, dukungan partai politik maupun organisasi kemasyarakatan juga sangat dibutuhkan. Karena partailah tempat warga berhimpun membangun perjuangan. Jika ada warga yang memilih berjuang dengan caranya sendiri diluar koridor konstitusi, justru menunjukkan ada yang salah dalam managemen perjuangan dan pendekatan partai politik ke masyarakat,” ujar Bamsoet.
Walaupun demikian, Bamsoet tetap mendukung keputusan pemerintah yang membatalkan rencana pemulangan WNI eks ISIS untuk mencegah munculnya masalah baru terkait radikisme. Namun Bamsoet juga menuturkan, luka yang tergores akibat perlakukan yang tidak adil, akan membuat warga melakukan hal apapun diluar nalar mereka. Karenanya sangat penting bagi negara dan juga partai politik untuk menjaga tegaknya keadilan di berbagai bidang, baik itu ekonomi, sosial, maupun politik.
Selain membahas ekonomi kebangsaan, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia dan Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga melaporkan persiapan Musyawarah Nasional SOKSI XI yang akan dilakukan pada April 2020. Rencananya, Wakil Presiden KH Maruf Amin akan datang menyapa sekaligus menguatkan perjuangan segenap kader SOKSI.
“Sebagai tokoh bangsa maupun Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Bang Akbar Tandjung mengingatkan sejarah pendirian SOKSI yang kelak menjadi salah satu pendiri Partai Golkar. Bang Akbar menjelaskan, posisi Partai Golkar maupun SOKSI sejak dulu selalu menjaga tegak berdirinya Pancasila dan UUD NRI 1945. SOKSI sebagai ormas pendiri Partai Golkar harus tetap konsisten ada ditengah perjuangan bangsa dan negara serta Partai Golkar, khususnya dalam menghalau kekuatan ideologi transnasional yang berpotensi melemahkan Indonesia,” terang Bamsoet.