Jakarta, Portonews.com-10 fashion designer yang berkolaborasi dengan 4 brand aksesori untuk menampilkan koleksi modest wear dalam ajang Virtual Fashion Show MERCEDES-BENZ FASHION WEEK RUSSIA pada tanggal 23 Oktober 2020, menampilkan ragam karya dengan ciri khasnya masing-masing.
Pada kreasi VIVIZUBEDI, menampilkan koleksi eksklusif bertema Archipelago series “HUMBANUA” yang menggabungkan kain dari dua daerah, yaitu kain sasirangan khas Borneo dengan motif sarat makna filosofis dan tenun Sumba yang menggambarkan kekuatan dan keramahan masyarakat Sumba. Potongan busana dibuat mengikuti tren padu-padan masa kini.
Sementara, Wignyo mengangkat tema “Monochrome” dengan menggunakan material tenun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) motif Houndstooth yang dibuat oleh para perempuan perajin tenun di Sukabumi, Jawa Barat. Motif tenun ini identik dengan warna monokrom yang menciptakan kesan modern sekaligus dinamis sesuai selera pasar global.
Agung Bali Collection mengusung koleksi “Weaving Heritage” dengan menuangkan kain tradisional Bali yaitu “Endek Seseh” dan “Endek Ikat” dengan meng-highlight motif heritage dan warna natural hasil pewarna alam yang sesuai dengan pasar Eropa.
Kemudian, Adhy Alie menampilkan koleksi bertema “Terpikat Ikat” yang menyatukan ragam tenun ikat yang kaya akan warna dan motif yang menarik dengan teknik patchwork. Diwujudkan dalam rancangan modern berupa medium dan long coat.
Roemah Kebaya Vielga mengusung koleksi bertema “Dramatic Blossom” dengan mengangkat tradisi busana wanita Indonesia, yaitu modifikasi kebaya. Keunggulannya ornamen bordir bunga yang dikerjakan dengan mesin manual oleh para perempuan perajin bordir di Payakumbuh, Sumatera Barat.
Lalu, Thiffa Qaisty menampilkan koleksi bertema “DARA” terinspirasi dari kebaya Melayu, Riau, yang dimodifikasi dengan sentuhan modern. Menggunakan tenun Siak dan batik Riau berbahan viscose yang disempurnakan dengan detail beads dan Swarovski serta sulaman tangan. Dia memadukan tenun dan viscose untuk menggabungkan potensi daerah yang ada di Riau. Viscose merupakan salah satu serat ramah lingkungan dan Riau merupakan produsen viscose terbesar di dunia. Dengan mengambil trend forecasting 2020/2021 yaitu SPIRITUALITY dan konsep mix and match menghasilkan look yang berkarakter urban dan futuristik.
Pada koleksi IR & IR bertema “Matari” yang mengeksplorasi kain tradisional songket Deli dalam busana hasil adaptasi kultur Melayu Deli dengan sentuhan modern dan simplicity.
Selanjutnya, Ina Priyono menampilkan koleksi bertema “Portionate” dengan menggunakan batik tulis Lasem yang setiap motifnya merupakan hasil akulturasi dari budaya Cina dan Jawa serta sentuhan bordir yang diaplikasikan dalam desain yang simple dan elegan.
Defika Hanum akan menampilkan koleksi bertema “Adventurous” dengan proses pengolahan bahan secara tradisional yang dituangkan dalam busana berkarakter urban, aktif, dan modern. Keunggulannya inovasi batik tulis motif abstrak dengan menggunakan goresan kuas yang dibuat oleh pembatik di Kulon Progo dan Magelang, Jawa Tengah.
Anggia menampilkan koleksi bertema “Equilibrium” dengan konsep daur ulang. Denim garmen yang reject, cacat, dan over stock dari industri lokal dikombinasi tekstil yang ramah lingkungan seperti katun bambu dan tenun tradisional dengan detail berupa symmetric-asymmetric, teknik manipulasi unfinished, patchwork fabric, dan denim washing technique.
Dari sisi aksesoris, brand rorokenes menampilkan koleksi artisan leather bags dengan tema “Urban Weaving” yang menggunakan material kulit pada motif anyaman gedek (anyaman bambu yang biasa ditemui di pedesaan di Jawa Tengah, digunakan sebagai dinding rumah hingga keranjang). Bahan baku kulit yang digunakan berasal dari pabrik yang telah memiliki sertifikasi ISO resmi dari pemerintah. Sampah atau sisa bahan diupayakan kurang dari 3%, dan sisa bahan yang dapat didaur ulang disumbangkan kepada sesama pengrajin.
Beadstown tak ketinggalan menampilkan koleksi aksesoris kalung dan anting yang terinspirasi dari canting (alat untuk membatik). Konsep desainnya adalah bentuk canting, lembaran kain, goresan tinta dari canting, seperti lengkung, titik dan garis dengan style etnik kontemporer, simple, dan dinamis. Bahan yang digunakan adalah kuningan dan tembaga, dengan eksplorasi material dari alat elektronik yang sudah tidak berfungsi lagi, seperti pipa mesin penyejuk ruangan. Semoga langkah kecil ini bisa menjadi bagian dari sustainable fashion.
Bahalap Handicraft membuat koleksi kalung dan gelang etnik Dayak yang terbuat dari bahan manik cornelin batu alam. Dulu aksesoris Dayak dipakai oleh kalangan bangsawan Dayak untuk acara tertentu. Setelah berkembangnya jaman telah dipakai oleh seluruh kalangan hingga mancanegara. Aksesoris Bahalap dibuat dengan melibatkan ibu-ibu rumah tangga untuk menambah perekonomian keluarga.
Sedangkan, PALA Nusantara mengeluarkan aksesori berupa jam tangan yang mengeksplorasi inspirasi dari keragaman budaya Nusantara seperti warna, motif, dan simbol kultural yang dikembangkan dalam balutan desain modern, minimalis, sekaligus fungsional.
Kesepuluh designer tersebut membuat koleksi modest wear yang mengusung konsep sustainable fashion, yaitu penggunaan bahan baku dan SDM lokal untuk menggerakkan perekonomian lokal dan mengacu pada inspirasi tren global dan kepedulian akan lingkungan hidup dan sosial. Koleksi tersebut mengaplikasikan pula Trend Forecasting 2021/2022 dengan tema “The New Beginning” tentang perubahan pola hidup menghadapi era baru.