Jakarta, Portonews.com – Triniti Land mengaku optimistis pasar properti kembali pulih setelah Pilpres 2019 ini. Karena itu pihaknya segera melanjutkan proyek properti di Batam, Kepulauan Riau yang menempati lahan seluas 23 hektar.
Ishak Chandra, CEO Triniti Land mengatakan, “Setiap tahun Triniti Land akan mengeluarkan satu atau dua projetc baru. Batam itu Mix Use 23 hektar dan dibagi lima distrik dan setiap distrik kita bagi tiga fase dan setiap fase memakan 3 tahun sampai 4 tahun,” , dalam keterangannya diacara peringatan satu dekade Triniti Land, di Mal Kota Kasablanka, Minggu (12/5/2019).
Ia mengatakan, dipilihnya Batam sebagai lokasi pengembangan propertinya , menurut Ishak, karena kota ini punya beberapa faktor potensial. Pertama, pertumbuhan populasinya demikian tinggi mencapai 8 persen hingga 11 persen per tahun. Hal ini mendorong kebutuhan atau permintaan akan hunian pun ikut meningkat.
Kedua, pembangunan infrastrukturnya terhitung cepat. Seiring telah ditetapkannya Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan keringanan PPN. Batam, dalam penilaian Ishak, merupakan kota dengan pertumbuhan infrastruktur yang cukup bagus.
Pada 2000-an pamornya sempat melejit, seiring dengan banyaknya industri yang beroperasi di sana. Namun, beberapa tahun setelahnya popularitas Batam merosot tajam karena adanya dualisme kepemimpinan pemerintahan dan bisnis, serta peraturan yang berubah-ubah.
“Tapi, sekarang Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memangkan dualisme kepemimpinan tersebut. Sekarang Batam dipegang BP Batam, sebuah otorita yang akan dibantu oleh Pemerintah Kota (pemkot) sebagai ex officio. Ini sangat bagus, akan membuat Batam makin melejit,” papar Ishak.
Kenaikan Harga Properti
Ketiga, pertumbuhan kenaikan harga properti residensial di Batam pada Kuartal I-2019, tercatat paling tinggi di antara 16 kota besar (termasuk Jadebotabek) yang disurvei Bank Indonesia (BI). Tak hanya secara kuartalan, di mana Batam mencatat kenaikan harga tertinggi sebesar 2,67 persen, juga secara tahunan dengan pertumbuhan sebesar 4,75 persen.
Keempat, kata Ishak, pasar properti Batam terbilang unik. Meski Triniti Land menyediakan unit-unit dengan harga terjangkau Rp400 jutaan untuk pondok vila dan ruko di Distrik Paul marc, namun yang cepat terserap pasar justru unit-unit seharga Rp1 miliar hingga Rp5 miliar.
Ia menambahkan estimasi nilai pembangunan atau gross development value (GDP) dari proyek ini sekitar Rp5 triliun hingga Rp7 triliun. Dan proyek mix use ini akan groundbreaking pada Agustus 2019.
“Di usianya yang 10 tahun Triniti Land meluncurkan sebuah program 10 langkah besar, program yang menawarkan pembelian properti menjadi 10 kali lebih mudah dan ditengah pasang surut dan ketatnya persaingan dalam industri properti, Triniti Land berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Best Boutique Developer dari Asia Properti Awards, hal ini merupakan apresiasi dari langkah-langkah berani yang ditempuh Triniti Land dalam berinovasi, tutup Bong Chandra, Founder Triniti Land.