Jakarta.Portonews.com-Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertimbangkan kembali wacana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS).
Pertimbangannya, rampungnya jalan tol Bakauheni-Palembang membuat pasokan arus kendaraan ke penyeberangan Merak-Bakeuheni akan meningkat tajam ke depan.
“Mudik tahun ini, ruas tol ini semakin padat. Sebab waktu tempu semakin singkat Jakarta-Palembang. Tapi masalahnya, ke depan di penyeberangan Merak-Bakeuheni,” ujar Sekjen H.Andi Rukman Karumpa dalam keterangannya hari ini di Jakarta.
Andi mengatakan, dengan tuntasnya pembangunan ruas tol Bakeuheni-Palembang akan menggerakan roda perekonomian di Sumatera. Geliat ekonomi akan meningkat tajam. Risikonya, arus kendaraan Jawa-Sumatera akan semakin padat. “Maka pasokan kendaraan ke penyeberangan akan melonjak. Tentu akan terjadi antrian panjang justru di penyeberangan,” ucap dia.
Andi menambahkan, itu belum termasuk dampak bila jalan tol Palembang sampai ke Aceh selesai dibangun. “Tentu beban dari angkutan penyeberangan akan meningkat tajam,” pungkas dia. Sebab itu, Andi mengusulkan agar pemerintah menggulirkan kembali wacara membangun JSS.
Andi menambahkan, pemerintah tidak perlu khawatir dengan gempa. Sebab, saat ini konstruksi jembatan sudah ditopang dengan teknologi tahan gempa. Pembangunan konstruksi JSS bisa dirancang tahan gempa hingga 9 Scala Richter. Andi mengatakan, kawasan selat Sunda memang kerap dianggap sebagai wilayah rawan gempa. Selain tak jauh dari gunung Krakatau, kawasan ini juga berada dekat dengan patahan atau sesar aktif selat Sunda. Di wilayah ini sering terjadi gempa dengan kekuatan rata-rata 5 – 7 SR.”Teknologi sudah sampai ke sana. Jepang sudah buktikan lebih dahsyat gempanya dari kita. Jembatan-jembatan dia aman,” ucap Andi.