Jakarta, Portonews.com – TNI AU membatu pencarian Kapal Motor (KM) Lintas Timur yang hilang di perairan Sulawesi Tengah. Helikopter Super Puma H 3213 dari Skuadron 5 Lanud Hasanuddin dikerahkan untuk mencari kapal itu.
Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan, Basrano, mengatakan pencarian KM Lintas Timur atas permintaan bantuan SAR Palu, yang dikoordinasikan dengan Kantor SAR Makassar.
“Helikopter Super Puma sudah tiba di Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu. Pesawat ini akan bertolak ke Luwuk untuk persiapan pencarian kapal tenggelam,” kata Basrano di Palu seperti dikutip kantor berita Antara, Jumat (7/6/2019).
Super Puma H 3213 diberangkatkan dari Lanud Hasanuddin menjuju Bandara Mutiara, Palu dengan waktu tempuh dua jam 24 menit. Dari Palu, helikopter ini melanjutkan penerbangan ke Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk dengan waktu tempuh satu jam 30 menit.
“Setelah berkoordinasi dengan Pos SAR Luwuk, helikopter Super Puma langsung mengudara. Pesawat itu menyisir perairan Kabupaten Banggai dan sekitarnya mencari bangkai kapal beserta awak KM Lintas Timur yang masih hilang,” kata Basrano.
Super Puma ini mengangkut tujuh personel TNI-AU dan tiga personel Paskhas serta dua personel Basarnas. Mereka langsung bergabung dengan tim SAR yang lebih awal sudah melakukan pencarian melalui jalur laut didukung dengan satu unit KM SAR Bhisma milik Basarnas Palu.
Boeing 737
Pada operasi SAR, Kamis (6/6/2019) satu unit pesawat intai Boeng 737-200 milik TNI AU juga terlibat dalam misi pencarian bangkai KM Lintas Timur. Pesawat itu digunakn untuk memantau perairan bagian Timur Sulawesi Tengah.
Dia menyebut, Super Puma akan melakukan pemantauan udara dengan area seluas 100 NM selama satu jam 15 menit. “Upaya ini dilakukan guna optimasilasi operasi SAR awak KM Lintas Timur yang belum ditemukan sebanyak 17 orang. Satu orang selamat dan sedang menjalani perawatan medis di Luwuk,” tuturnya.
KM Lintas Timur milik PT Citra Baru Adi Nusantara tenggelam di Selat Taliabo sekitar pukul 14.00 WITA pada Sabtu (1/6/2019). Kapal yang mengangkut 3.000 ton semen berlayar dari Pelabuhan Bitung, Manado, Sulawesi Utara menuju Morowali, Sulawesi Tengah. Awak kapal berjumlah 18 orang, dinakhodai Kapten Marthinus Matitaputty.