Jakarta, Portonews.com – Turki menolak gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat. Tentara Turki terus merangsek lebih dalam ke wilayah kedaulatan Suriah untuk membasmi gerombolan bersenjata Kurdi.
AS mengusulkan gencatan senjata dan berencana mengutus Wakil Presiden Mike Pence dan Menteri Pertahanan Mike Pompeo ke Turki. Usulan itu ditolak mentah-mentah oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. “Kami tidak akan pernah mengumumkan gencatan senjata,” kata Erdogan seperti dikutip CBS News.
Erdogan juga mengabaikan sanksi ekonomi yang diterapkan Presiden AS Donald Trump terhadap beberapa orang menteri Turki. Dalam wawancara dengan Sky News, Erdogan dengan tegas menyatakan tidak mau bertemu dengan Pence dan Pompeo.
“Saya berdiri tegak. Saya tidak akan menemui mereka. Mereka hanya akan bertemu dengan rekan sejawatnya. Saya hanya akan berbicara jika Trump yang datang,” kata Erdogan di Ankara.
Tapi tidak lama berselang, pemerintah Turki mengoreksi pernyataan tersebut. Juru bicara pemerintah, Fahrettin Altun, mengatakan bahwa Erdogan “tidak ada rencana bertemu delegasi AS yang dipimpin oleh @vp (Pence) besok.”
Kantor Pence menyebutkan bahwa wakil presiden dan Pompeo tetap terbang ke Turki sesuai rencana. Keduanya dijadwalkan tiba di Ankara hari ini.
Turki menggelar Operation Peace Spring untuk memukul mundur gerombolan bersanjata Kurdi dan membentuk “zona aman”. Yang dimaksud “zona aman” mencakup hingga 30 kilometer memasuki wilayah Suriah.