Jakarta, Portonews.com – Saudi Aramco bersiap meluncurkan penawaran saham perdana (IPO) yang disebut-sebut sebagai yang terbesar di dunia, Minggu (3/11/2019). Perusahaan paling menguntungkan di dunia itu menawarkan sejumlah sahamnya ke publik. Namun jumlah saham, harganya, dan tanggal IPO belum diumumkan.
Kalangan bankir memperkirakan IPO ini bisa meraup dana sekitar US$1,5 triliun. Valuasi dari pihak perbankan itu lebih rendah dari estimasi Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman. Saat mengajukan gagasan IPO empat tahun silam, Sang Pangeran mengatakan Aramco bernilai US$2 triliun.
Aramco belum mengumumkan langkah apa saja yang sudah diambil untuk mencegah berulangnya serangan drone seperti yang terjadi pada September lalu. Serangan tersebut ikut berpengaruh terhadap kepercayaan investor.
Beberapa sumber memperkirakan Aramco akan melepas 1-2 persen sahamnya di bursa lokal. Nilainya diperkirakan US$20 miliar hingga US$40 miliar. Jika berhasil melebihi US$25 miliar, IPO ini akan menjadi yang terbesar di dunia, memecahkan rekor Alibaba pada 2014.
“Hari ini adalah kesempatan yang tepat untuk investor baru ikut merasakan keuntungan Aramco sekaligus memberikan dorongan jangka panjang,” kata CEO Aramco, Yasir al-Rumayaan, di kantor pusatnya di Dhahran.
Bertemu Investor
Perusahaan ini menjadwalkan 10 hari ke depan untuk bertemu investor dan menyuarakan hal-hal yang ingin dicapai. Setelah pertemuan terbatas itu rampung, barulah kisaran harga diumumkan.
IPO ini dirancang untuk mendorong agenda reformasi ekonomi ambisius yang dicanangkan Pangeran Mohammed. Dia mengharapkan pendapatan miliaran dolar untuk mengembangkan industri non-energi dan perlahan-lahan mengubah aliran pendapatan negara.
Rumayyan mengatakan keputusan untuk memasukkan Aramco ke bursa internasional akan segera ditetapkan. Namun dia tidak menyebutkan kapan waktunya.
“Penjualan sebagian kecil saham Aramco di bursa memberikan KSA (Kerajaan Arab Saudi) kendali yang lebih besar untuk meningkatkan nilai Aramco di atas nilai sebenarnya,” kata CEO Black Gold Investors, Gary Ross, seperti dikutip Reuters.
Pengumuman IPO perusahaan, yang nama resminya Saudi Arabian Oil Co, dilakukan sekitar tujuh pekan setelah serangan drone terhadap fasilitas pengolahan minyaknya. Aramco mengatakan tidak pernah menduga serangan yang terjadi pada 14 September itu. Namun perusahaan memastikan bahwa serangan tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan bisnis, operasi, dan keuangannya.