Khartoum.Portonews.com-Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum,Sudan sudah menyiapkan dua safe house atau tempat perlindungan WNI yang memerlukan.
Langkah ini diambil sebagai antisipasi atas memanasnya situasi di Sudan. Bahkan Duta Besar Indonesia untuk Sudan Rossalis Rusman Adenan merespon sejak 15 April lalu KBRI sudah menetapkan status siaga untuk seluruh masyarakat Indonesia di Sudan.
“Kami telah menyiapkan dua safe house (tempat perlindungan), masing-masing di Wisma Duta dan di kantor KBRI Khartoum.
Di Wisma Duta dan di kantor KBRI kami menyediakan persediaan bahan-bahan pokok untuk sekitar 100 orang untuk masa satu minggu,” kata Rossalis seperti dikutip dari BBC News Indonesia.
Menurut Rossalis, jumlah warga Indonesia di Sudan sekitar 1.300 orang, sebagian besar adalah mahasiswa di Khartoum, terutama di Universitas Internasional Afrika dan Universitas Omdurman.
Sebagian dari mereka juga belajar di Univeristas Khartoum, Universitas Sudan dan di perguruan tinggi Al Quran.
“Pekerja migran Indonesia di Khartoum sekitar 200 orang. Ada juga mahasiswa di kota Madani dan personel TNI/Polri yang menjadi pasukan penjaga perdamaian PBB di Darfur dan di Abyei,” katanya.
Personel TNI/Polri yang bertugas Darfur berada di bawah koordinasi United Nations African Union Hybrid Mission in Darfur (UNAMID).
Sedangkan yang bertugas di Abyei, wilayah sengketa antara Sudan dan Sudan Selatan, berada di bawah koordinasi United Nations Interim Security Force in Abyei (UNISFA).
Komunikasi antara KBRI dan warga Indonesia dilakukan melalui organisasi-organisasi yang mewadahi WNI.