Jakarta, Portonews.com – Calon perdana menteri baru Inggris langsung bermunculan setelah Theresa May mengumumkan pengunduran dirinya. May akan meletakkan jabatannya sebagai kepala pemerintahan Inggris pada 7 Juni 2019 mendatang.
Setidaknya ada enam nama yang tampil sebagai kandidat. Salah satunya adalah perempuan. Berikut adalah nama-nama politikus yang dijagokan menjadi pengganti May.
Menteri Kesehatan Matt Hancock
Mantan anggota parlemen dari West Suffolk ini diangkat sebagai menteri kesehatan hanya beberapa bulan setelah menjabat menteri kebudayaan. Pergeseran ini terjadi setelah Jeremy Hunt diangkat sebagai menteri luar negeri, menggantikan Boris Johnson yang mundur.

Saat referendum Brexit, Hancock mendukung Inggris tetap menjadi bagian Uni Eropa. Kini dia dipandang sebagai pendukung Brexit. Baru-baru ini Hancock meminta parlemen mendukung Perjanjian Pengunduran Diri Inggris.
Hancock pernah menjadi ahli ekonomi di Bank of England. Dia dikenal sebagai politikus paling melek teknologi di Westminster. Hancock adalah anggota parlemen Inggris pertama yang punya aplikasi smartphone sendiri.
Pendukung Hancock antara lain anggota parlemen Maggie Throup dan Bim Afolami. “Kita butuh pemimpin masa depan, bukan hanya untuk masa kini,” ujar Hancock di BBC Radio 4.
Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt
Sempat enam tahun memimpin Departemen Kesehatan, Jeremy Hunt digeser ke Kementerian Luar Negeri untuk menggantikan Boris Johnson. Saat referendum, dia menolak Brexit. Tapi kini dia medukung Brexit. Hunt bahkan menyebut Uni Eropa serupa dengan Uni Soviet.

Hunt masuk parlemen pada 2005. Dia kemudian menjadi menteri kebudayaan di kabinet koalisi pemerintah pada 2010. Hunt kemudian dipindah ke Departemen Kesehatan setelah sukses memimpin penyelenggaraan Olimpiade London 2012.
Dalam pidatonya di Festival Haslemere, Jumat (24/5/2019), Hunt menegaskan siap mecalonkan diri sebagai perdana menteri.
“Keinginan Theresa May adalah mengamankan hasil referendum. Tugas itu kini akan menjadi tanggung jawab orang lain,” kata Hunt seperti dikutip Farnham Herald.
Anggota Parlemen Boris Johnson
Mantan Wali Kota London ini sudah lama disebut-sebut sebagai orang yang pas mejadi perdana menteri. Dia juga sudah mengumumkan rencana pencalonan dirinya.

Johnson, yang pernah menjadi juru kampanye Brexit, berbalik arah karena kecewa terhadap May. Sebagai wujud kekecewaannya, dia mundur dari Kementerian Luar Negeri. Johnson menganggap rencana Brexit yang diusulkan May punya banyak kelemahan.
Johnson adalah tokoh populer di kalangan Konservatif. Tapi dia kurang populer di parlemen. Johnson mundur dari perebutan kursi pemimpin pada 2005 setelah pendukung Brexit lain, Michael Gove, ikut maju.
Pendukung Johnson antara lain sesama anggota parlemen Johnny Mercer dan Nadine Dorries, serta mantan anggota parlemenKarl McCartney.
“Pemimpin baru akan memiliki kesempatan untuk melakukan hal yang berbeda dan punya momentum membentuk pemerintahan yang baru,” kata Johnson.
Anggota Parlemen Esther McVey
Mantan pembawa acara televisi ini adalah salah satu pendukung Brexit. McVey meletakkan jabatan menteri tenaga kerja dan pensiun pada November 2018. Dia mundur karena tidak setuju dengan proposal Brexit yang diajukan May.

Dalam sebuah acara bincang-bincang di salah satu stasiun radio, McVey mengatakan siap maju. “Saya selalu mengatakan bahwa jika saya punya cukup dukungan dari rekan-rekan, saya pasti maju. Sekarang sudah banyak orang yang mendukung saya,” kata McVey.
Politikus perempuan ini didukung oleh anggota parlemen Pauline Latham dan Ben Bradley. “Siapapun pemimpin baru nanti, Brexit 31 Oktober adalah tanggal yang sudah ditetapkan,” ujarnya.
Anggota Parlemen Dominic Raab
Mantan pengacara dan pendukung Brexit ini sudah sering disebut sebagai calon perdana menteri. Dia masuk parlemen pertama kali pada 2010. Raab diangkat sebagai menteri kehakiman pada 2015. Namun di tahun berikutnya, ketika May menjadi perdana menteri, Raab dicopot.

Setelah David Davis mundur dari jabatan menteri Brexit pada Juli 2018, Raab ditunjuk sebagai pengganti. Namun dia mundur karena tidak puas dengan proposal Brexit yang diajukan May.
“Saya akan berjuang untuk mendapatkan kesepakatan Brexit yang lebih adil. Lebih adil untuk buruh Inggris dan lebih adil untuk masyarakat. Saya ingin setiap anak bisa memenuhi potensinya,” kata Raab.
Menteri Pembangunan Internasional Rory Stewart
Mantan menteri penjara ini ditunjuk sebagai menteri pembangunan internasional awal Mei 2019. Penunjukannya terkait dengan kocok ulang kabinet setelah Gavin Williamson dipecat.

Meski pernah menentang Brexit, dia kini mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa. Tapi dia ingin merangkul penetang Brexit agar seluruh komponen bangsa bersatu lagi.
“Satu-satnya jalan yang bisa saya tempuh adalah melakukan sesuatu yang lebih. Isu perubahan iklim atau isu apa pun yang dihadapi, saya ingin Inggris menjadi negara yang bisa dibanggakan. Saya bukan orang yang bukan cuma bisa omong. Saya siap bertindak,” kata Stewart.