Jakarta, Portonews.com – Persatuan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sepakat memerangi sampah plastik di laut. Kesepakatan itu tertuang dalam Bangkok Declaration on Combating Marine Debris in ASEAN Region. Pertemuan di Bangkok, Sabtu (22/6/2019), dihadiri 10 kepala negara anggota, termasuk Presiden Indonesia Joko Widodo.
Deklarasi ini dinilai penting karena Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Thailand termasuk negara yang paling banyak membuang limbah plastik ke laut. Namun keempat negara ASEAN itu masih di bawah Cina yang merupakan pelaku pencemaran terbesar. Hal itu disebutkan dalam laporan yang dikeluarkan Ocean Conservancy pada 2015.
“Semua negara menghargai dan menekankan pentingnya perlindungan lingkungan. Semuanya mendukung Thailand termasuk dalam agenda menjaga lingkungan dan memerangi sampah di laut. Hal ini sejalan dengan agenda global,” kata juru bicara pemerintah Thailand, Werachon Sukondhapatipak, seperti dikutip kantor berita Reuters.

Pemerhati lingkungan memuji deklarasi ini sebagai langkah awal yang bagus. Namun implementasinya masih diragukan. Sebab pelaksanannya bergantung pada kebijakan masing-masing anggota ASEAN.
Salah satu butir deklarasi adalah “memperkuat tindakan di tingkat nasional dan tindakan bersama untuk mencegah dan secara signifikan mengurangi pencemaran laut”.
Anggota ASEAN juga sepakat “memperkuat undang-undang dan peraturan nasional, sekaligus meningkatkan kerja sama regional dan internasional, termasuk dialog terkait kebijakan dan berbagi informasi”.
Namun tidak satu pun butir deklarasi yang secara spesifik melarang plastik sekali pakai atau impor limbah plastik. Padahal masalah itu adalah yang paling disoroti oleh pemerhati lingkungan hidup.
Dekarasi ini dilakukan sepekan jelang Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Jepang. KTT yang diikuti 20 negara maju itu juga bertujuan mengatasi pencemaran plastik di laut.