Jakarta, Portonews.com – Amerika Serikat melarang Iran mengantar minyak ke Suriah. “Paman Sam” akan melakukan segala cara untuk mencegah tanker minyak Iran berlayar di Mediterania.
Sebelumnya, AS memperingatkan Yunani agar tidak membantu tanker Adrian Darya 1. Namun pemerintah Yunani mengatakan belum menerima permintaan dari kapal yang sebelumnya bernam Grace 1 itu.
Tanker minyak itu meninggalkan Gibraltar, Minggu (18/8/2019). Berdasarkan data myshiptracking.com, Adran Darya 1 saat ini tengah berlayar menuju pelabuhan Kalamata di Yunani. Kapal pengangkut minyak mentah ini diperkirakan tiba di tujuan pada 26 Agustus 2019.

“Kami sudah menegaskan bahwa siapa saja yang menyentuhnya, siapa saja yang membantunya, siapa saja yang memperbolehkan kapal itu berlabuh, akan menerima sanksi dari Amerika Serikat,” kata Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, seperti dikutip Reuters.
“Jika kapal itu kembali menuju Suriah, kami akan melakukan segala cara yang sejalan dengan sanksi, untuk mecegahnya,” ujar Pompeo di markas PBB.
Pompeo juga mengatakan bahwa uang hasil penjualan minyak itu akan digunakan oleh Garda Revolus Iran. “Kami ingin memutus sumber daya mereka untuk mencegahnya melakukan teror yang mengerikan,” ujarnya.
Adrian Darya 1 mengangkut sekitar 2 juta barrel minyak. Kapal yang kini dipasangi bendera Iran itu sempat ditahan di Gibraltar. Saat masih bernama Grace 1, kapal itu membawa bendera Panama.
“Kapal itu berlayar lambat dan belum ada pengumuman resmi akan tiba di Kalamata. Kementerian Perdagangan Laut terus mencermati masalah ini bersama Kementerian Luar Negeri Yunani,” kata juru bicara Kementerian Perkapalan Yunani.