Jakarta, Portonews.com – Angelina Jolie berusaha menggalang bantuan internasional untuk anak-anak Venezuela. Bintang film AS itu mengatakan sekitar 20.000 orang anak Venezuela terancam tidak menerima hak-hak dasasrnya.
Jolie berbicara sebagai utusan khusus Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Kolombia. Dia melakukan perjalanandua hari untuk bertemu pengungsi Venezuela. Pemeran Lara Croft itu juga bertemu Presiden Kolombia Ivan Duque di Cartagena.
Sekitar empat juta orang Venezuela mengungsi ke negara lain akibat krisis ekonomi dan kemanusiaan di tanah airnya. Lebih dari satu juta orang di antaranya mengungsi di Kolombia. Di negara ini, pemerintah dan lembaga pemberi bantuan menyediakan tempat tinggal, makanan, dan perawatan kesehatan.
Anak-anak Venezuela yang lahir di pengungsian terancam tidak mendapatkan hak-hak dasarnya. Hal ini disebabkan orang tuanya sulit mendapatkan akta kelahiran. Seiring krisis, jumlah konsulat Venezuela berkurang. Di sisi lain, para pengungsi juga banyak yang tidak membawa dokumen keimigrasian.
“Presiden dan saya membahas nasib sekitar 20.000 orang anak Venezuela yang terancam tidak punya kewarganegaraan. Dia berjanji membantu anak-anak malang itu,” kata Jolie seperti dikutip Reuters, Minggu (9/6/2019).
“Kami sepakat untuk perlunya bantuan internasional untuk Kolombia, juga Peru dan Ekuador. Ketiga negara ini yang paling terdampak krisis Venezuela,” ujar aktris berusia 44 tahun itu.
Gugah Kepedulian
Duque berharap kunjungan Jolie bisa menggugah kepedulian masyarakat internasional. Dia, Jolie, dan UNHCR membahas bagaimana memberi kewarganegaraan untuk anak-anak yang lahir di pengungsian.
Jolie sudah menemui pengungsi Venezuela di Peru, Oktober 2018. Dia juga menemui pengungsi lain di kota perbatasan Maicao.
Krisis ekonomi memicu terjadinya kekurangan makanan dan obat-obatan di Venezuela. Krisis politik memicu terjadinya tindak kekerasan di seluruh penjuru negeri.
Krisis semakin parah setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi, termasuk melarang penjualan minyak. Sanksi itu diterapkan untuk memaksa Presiden Nicolas Maduro mundur. Gedung Putih lebih memihak pemimpin oposisi, Juan Guaido, sebagai presiden.
Sejumlah negara di seluruh dunia sudah mengakui Guaido sebagai presiden sementara. Maduro dituduh mencurangi pemilu 2018. Namun desakan internasional itu belum mampu melengserkan Maduro yang masih didukung militer. Maduro balik menuduh Washington menyutradarai kudeta terhadap dia.