Jakarta, Portonews.com – Ancaman ISIS terhadap keamanan dunia masih membayang. Pendapat itu disampaikan Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi setelah ISIS mengedarkan video pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi.
Video yang disebarkan di jaringan kelompok militan itu memperlihatkan Al-Baghdadi di sebuah “tempat terpencil”. Inilah penampilan pertama Al-Baghdadi sejak mendeklarasikan pemerintahan kalifah lima tahun silam. Namun keaslian dan tanggal perekaman video ini belum bisa diverivikasi.
Abdul Mahdi mengatakan kemunculan Al-Baghdadi bertujuan mendorong anggota ISIS dan simpatisannya untuk melancarkan serangan baru.
“Kami belum bisa mengungkapkan informasi intelijen terkait lokasi Al-Baghdadi. Tapi dari video itu jelas terlihat bahwa dia berada di tempat terpencil,” kata Abdul Mahdi di sela-sela kunjungannya ke Berlin, Jerman, Selasa (30/4/2019).
Al-Baghdadi diyakini bersembunyi di kawasan terisolir di Irak atau Suriah. Tidak mudah menemukan warga Irak itu mengingat luasnya kawasan gurun di sana.
Penasihat keamanan Irak, Hisham al-Hashemi, mengatakan aparat keamanan sudah mempersempit kemungkinan dari 17 menjadi empat lokasi. “Lokasinya kemungkinan di gurun yang berada di Anbar, Irak, atau di Homs, Suriah,” ujarnya.
Abdul Mahdi mengatakan kemampuan ISIS sudah tereduksi. Tapi gerombolan bersenjata itu masih mengancam.
“Daesh (ISIS) bukanlah organisasi yang kecil. Anggota dan simpatisan mereka tersebar luas. Mereka ingin mengembalikan kepercayaan diri angotanya dan melancarkan serangan seperti di Sri Lanka,” kata Abdul Mahdi merujuk pada serangan bom Paskah yang menewaskan lebih dari 250 orang.
Baca juga:
Video berdurasi 18 menit yang diedarkan jaringan Al-Furqan ini menampilkan seorang laki-laki berjanggut tebal yang disebut sebagai Al-Baghdadi. Dia mengatakan pengeboman di Sri Lanka adalah balasan atas kekalahannya di Baghouz, Suriah.
Inilah penampilan pertama Al-Baghdadi setelah video yang direkam di Mosul, Irak pada 2014. Sebagian besar pesannya disiarkan dalam bentuk rekaman audio.
Operasi militer yang didukung Amerika Serikat mengakhiri kekuasaan ISIS di Irak pada akhir 2017. Di Suriah, ISIS ditaklukkan pada Maret lalu, sekitar lima tahun setelah gerombolan itu menduduki kawasan di Irak dan Suriah.